Menatap dengan mata yang sedikit terpesona adi menunggu jawaban dari wanita cantik itu
"Sebelumnya perkenalkan, namaku Pitaloka dan aku adalah seorang yang di takdirkan untuk bersama mu"
"Pitaloka, nama yang cantik, tunggu tadi kamu bilang di takdirkan untuk bersama ku?"
"ya aku di takdirkan untuk bersamamu, untuk siapa yang mengutus aku, kamu belum punya kemampuan untuk tahu atau setidaknya ijin untuk mengetahui"
" Ok tunggu sebentar, aku masih tidak begitu paham dari mana asal kamu Pitaloka, kenapa kamu harus bersama ku? dan siapa yang mengutusmu? terlebih lagi aku tidak merasa membutuhkan mu, setidaknya untuk saat ini" berkata sambil memerah sedikit karena menahan rasa malu
"Ada waktunya untuk semua itu kamu tahu adi, yang perlu kamu tahu aku akan ada di sisimu dan selalu bersamamu" menjelaskan dengan senyum lembut dan wajah yang polos
" Tidak, tidak, tidak, apa maksud kamu untuk bilang akan selalu bersama ku dan atas ijin dari siapa kamu akan bersama ku, karena aku rasa orang tuaku saja tidak tahu lantas bagaimana bisa kamu bersama ku, memang kamu sangat cantik dan kamu masuk dalam tipe ku sebagai wanita yang aku sukai, tapi untuk anak seusiaku rasanya akan canggung memiliki pasangan yang cantik dan dewasa seperti kamu"
"Kamu tidak usah kawatir tentang orang tua kamu dan yang lainya, hanya kamu yang bisa melihat ku dan orang-orang tertentu yang mempunyai pemahan lebih tentang ilmu gaib yang mampu melihat ku, dan terkecuali aku mengijinkannya"
"Heyyyyyy apa maksud mu hanya aku yang mampu melihat kamu dan hanya orang-orang tertentu yang mampu melihat kamu, dan apa juga maksud mu tentang ilmu gaib, kamu seperti bukan manusia, tunggu dulu tidak... tidak... tidak... jangan bilang kamu bukan manusia?" terbelalak kaget dengan fakta yang ada dan mundur sedikit menjauh dari Pitaloka
" Aku memang bukan dari bangsa manusia kamu, aku dari kaum jin dan aku telah di takdirkan disini, dalam pengertian menikah dengan kamu dan menjadi istri kamu" berkata dengan perlahan dan ada sedikit rasa malu dalam perkataanya
"Apaaaaaa... menikahhhhhhh, aku baru berusia 15 tahun terlebih aku tidak tahu jatuh cinta sampai sekarang, pacaran aja belum pernah, lantas tiba - tiba nikah, bukan kah kita harus tahu dulu masing-masing?"" berkata dengan bingung dan ada nada tak berdaya dalam perkataan adi
"Ya aku telah dijodohkan menikah dengan mu, dan kenapa aku kesini adalah karena orang tua ku setuju menikah kan aku dengan kamu, tidak perlu kawatir terlalu jauh adi, karena kita sudah di takdirkan jadi jalani saja, toh awalnya aku juga agak menentang ide ini tapi setelah melihat kamu dan berbincang dengan mu aku mulai suka dan aku bersedia menjadi istri mu" menjawab dengan senyum penuh kebahagiaan
" Ya bagaimana aku harus ngomong ke kamu, aku belum siap menikah aku masih terlalu muda Pitaloka, terlebih lagi kamu bukan manusia, bukannya ada pertentangan alam jika kita saling menikah?"
" Aku tahu kamu muda tapi aku juga muda adi, untuk bangsa ku aku ini hampir seusia kamu" menjawab dengan wajah tertekan
"Berapa usia kamu? Apa sama dengan ku 15 atau 18 tahun, karena tampaknya kamu memang diusia yang lebih tua dari aku" adi bertanya dengan ragu
"Aku tidak jauh berbeda kok dengan kamu, cuma memang aku sedikit lebih tua dari kamu, tapi cuma sedikit ko dan kamu bisa tenang" menjawab adi dengan senyum seolah-olah membujuk
" Yaudah sebutin berapa usia kamu?" kembali bertanya dengan tidak sabar