Kyuhyun, Park Chanyeol dan Henry lalu serta beberapa satuan Tim kepolisian masuk ke ruangan resepsionis di lantai atas perusahaan Korea -Cina itu, dan dengan berbekal surat penggeledahan yang di keluarkan kepolisian mereka bisa menggeledah ruang dokumen dan administrasi kantor itu.
"Cih kalian tak bisa seenak nya pada kami! Surat ijin itu tak berlaku untuk kami!"
Kyuhyun tersenyum miring mendekati CEO dengan jas hitam bernama Tan Hankyung, yang juga menantang menatap mata tajam nya.
"Oh iya? Apa kamu merasa jika kebal hukum, hingga kepolisian dan kejaksaan tak bisa menyeretmu ke pengadilan tuan Tan, siapa memang di belakang mu?"
Wajah Hankyung memucat, dia berpaling saat Kyuhyun terkekeh sinis.
"Siapa koneksimu sampai kamumerasa takkan bisa masuk ke Buih? Apa Presiden Korea selatan?" Wajah Kyuhyun yang menakutkan, membuat pimpinan perusahaan itu menunduk takut.
"Jaksa Cho, Kami menemukan sesuatu, ini adalah file rencana kerjasama Morgan Corp dengan STYLE yang belum terlaksana"
Henry membereskan semua file yang di temukan tim mereka, membuka juga di komputer segala kegiatan perusahaan itu agar makin jelas terlihat sepak terjang mereka baru baru ini.
"Eum bawa semua bukti penting nya, sekaligus bawa juga CEO nya ke markas kita"
"Ti....dak!!! Kalian semua tak bisa membawaku!! Brengsek lepaskan aku!"
Tan Hankyung meronta panik saat di seret keluar, pegitupun para pegawai di sana yang ketakutan diam saja.
"Jelaskan semua di kantor polisi, dan anda berhak di dampingi pengacara di pengadilan, ayo bawa dia!" Chanyeol mengintruksi anak buahnya, dan mendekati Kyuhyun yang baru saja selesai berkomunikasi dengan yang lain.
"Apa mereka sudah memberi kabar keberadaan jaksa Lee dan inspektur Kim?"
"Belum, hanya kabar jika kepolisian sedang memeriksa kepala kejaksaan Yongsan saat ini"
"Mwo?? Kamu serius kepala kejaksaan??"
"Ini memang berat, tapi hukum tak pandang bulu -kan, semoga Eunhyuk Hyung dan inspektur Kim cepat di temukan, karena bukti penting masih berada di tangan jaksa Lee, soal siapa pembunuh Han Minjun, hanya dia yang punya bukti bukti nya"
"Iya semoga saja Jaksa Cho"
*
*
Eunhyuk mendesah lega, dia baru saja mendengar bunyi -klik dan gembok di rantai tangan nya akhirnya terbuka, setelah berusaha mati matian, entah berapa lama tadi.
"Hyung, ayo kita pergi dari sini, apa kamu masih bisa ku tuntun? Aku gendong saja di punggung ku ya?" Yesung yang sudah terlentang lemas di alas lusuh itu menggeleng, nafasnya putus putus menahan sekujur tubuh nya yang sakit luar biasa.
"Hyung aku mohon bertahanlah, aku akan menggendongmu saja, ayo naiklah ke punggung ku!"
"Hyuk-ah pergilah, cepat pergilah! Jangan membawaku, nanti malah akan menyusahkan mu, mereka pasti akan mengejar kamu nanti" Air mata Eunhyuk mengalir deras, dia menggenggam tangan Yesung erat.
"Pergilah cepat, selamatkan dirimu...."
"Ta....tapi hyung"
"Aku mohon....pergilah, tidak ada waktu lagi"
"Hyung, aku janji akan menjemputmu secepatnya"
"Nde semoga kamu berhasi kaburl"
Yesung memejam, menikmati rasa sakit di sekujur tubuh nya, melihat Eunhyuk memukul mukul pintu besi itu dengan rantai nya.
Prang pruaaang....prang!!!!
"Keluarkan aku! Brengsek keluarkan aku!!!!!!"
Eunhyuk berteriak berulang kali, hingga akhirnya karena suara berisiknya membuat dua pria yang berjaga di luar, membuka pintu itu dengan marah.
Bughh....
Brakk...
Eunhyuk langsung menubrukkan pintu tadi hingga terkena kepala si dua penjaga hingga jatuh terhuyung kaget, kemudian Eunhyuk langsung menghujani dada dan kepala dua pria itu dengan hantaman bogem tangan nya, hingga mereka langsung pingsan.
Klik....
Dia buru buru membuka rantai di kakinya dengan kunci dari saku penjaga itu, juga rantai yang mengikat inspektur Kim yang masih berbaring di lantai.
"Aku janji akan kembali setelah menghubungi tim kita, hyung bertahan lah tolong tunggu aku" Eunhyuk berbisik sebentar dan berlari keluar mengendap mencari bala bantuan, berupa ponsel atau alat apapun agar bisa menghubungi tim nya.
Dia berlari sambil mengawasi di sekeliling tempat itu, aneh kenapa tempat ini sepertinya tak mendapat penjagaan ketat padahal markas penjahat biasanya di jaga ketat oleh banyak penjaga.
"Apa kamu mau kabur Jaksa Lee?"
Eunhyuk memicingkan matanya, dia mendesis kesal saat melihat pria dengan tubuh besar dan baju mantel mendekat setelah mematikan puntung rokok nya.
"Tadinya Bosku akan menahan mu sampai sidang si Park Jungsoo itu selesai, tapi karena kepolisian brengsek itu berulah, bosku meminta untuk membunuhmu sekarang"
"Terima kematian mu jaksa Lee"
Dia menodongkan revolver nya ke arah Eunhyuk dan wajah jaksa muda itu memerah kesal, bos, Siapa bos sialan pria itu. Apa Choi Siwon, Berani sekali kepala kejaksaan bajingan itu ingin membunuhnya.
"Kenapa bukan bos mu langsung saja yang ke sini eum? Apa dia banci? Pengecut ya? Sampai sampai hanya untuk membunuhku harus memberi perintah pada anjing peliharaan nya"
"Tutup mulutmu, jaksa brengsek di neraka tempatmu setelah ini"
Dor.....
Kim Kangin terkejut, timah panas itu meleset karena Eunhyuk yang langsung tiarap, dan memutar kakinya hingga pria besar itu jatuh berdebum di lantai, dan pistolnya terlepas jauh dari tangan nya.
"Pistol mainan mu takkan bisa membunuh ku, dasar pembunuh tolol"
Eunhyuk terkekeh, dia saat ini marah sangat marah, dia geram tak terkira, dan langsung menangkis pukulan pria bernama Kim Kangin itu yang menyerang nya lagi.
Buaaggh.....
Bugh....
Argh!!
Eunhyuk meringis, dia merasa punggung nya patah, namun dia menendang lagi dengan sekuat tenaga tanpa peduli dengan perutnya yang perih juga, karena belum makan sama sekali sejak kemarin malam, tekad nya hanya satu keluar dari tempat ini, dan menyeret kepala kejaksaan si bajingan ke buih.
Bugh.....
Trang.....
Trang....
Kim Kangin bukan musuh yang mudah di kalahkan, meski sama sama babak belur, tetap saja dia tak menyerah dan terus melawan pukulan Eunhyuk.
Pria itu mengeluarkan pisau komando dari saku celana nya, kecil namun tajam dan bisa di pastikan jika menggores kulit bagaimana rasanya.
"Kamu pikir aku takut dengan pisau mainan begitu euhm" Eunhyuk mengejek lagi, dia menangkis, menghindar gesit dari sabetan pisau dan membalas memukul juga.
Perkelahian mereka makin seru dengan pisau itu yang di rebut Eunhyuk, dan kini menancap di kaki Kim Kangin.
"Arrgh, aduh shit....argh"
"Katakan apa nama bosmu itu Choi Siwon?"
Pria itu menggeleng, dia meringis mengaduh karena pisau yang menancap di kakinya, Eunhyuk makin menusuk dalam pisau itu hingga pria itu menjerit makin kencang.
"Ampuni aku jaksa Lee argh.....dia...dia tuan Tan"
"Mwo?? Tan??" Eunhyuk terkejut, kenapa bukan Choi Siwon nama yang di sebut.
"Tan?? Siapa dia hah!?!?! Katakan brengsek!!"
"Ergh dia Tan Hankyung, adik sepupu jaksa Choi Siwon"
"Sialan! Jadi mereka ini sindikat?"
Seketika itu Eunhyuk paham maksud pembunuh peliharaan mereka ini.
*
*
Mobil mobil polisi, dua ambulans, dan mobil hitam BMW milik Lee Donghae baru sampai di lokasi di sekitar pelabuhan Incheon, dan di gudang dengan banyak kontainer yang berjajar, mereka berlarian masuk ke gudang, kemudian mendelik saat melihat jaksa Lee dengan wajah babak belur duduk di lantai, dan seorang pria yang luka cukup parah mengerang terbaring di lantai dingin.
"Eunhyuk -hyung!!" Ryeowook berlari, dia menangis saat menemukan Eunhyuk masih hidup, dan tersenyum melihat sahabatnya akhirnya datang.
'Tolong inspektur Kim cepat, dia di sel tahanan gudang ini" Kim Heechul langsung mengangguk, dan Jung Jina yang mendengar nama Kim Yesung di sebut ikut berlari cepat ke gudang.
"Hyung! Kamu harus di bawa ke ambulans juga, tolong bantu aku membawanya!"
Para medis membawakan tandu untuk Kim Kangin yang pingsan dan oksigen untuk Eunhyuk, kemudian Donghae ikut membantu orang orang dari rumah sakit memapah tubuh lemah jaksa muda itu.
"Aku baik baik saja, kamu pergilah membantu membebaskan inspektur Wookie"
Ryeowook mengangguk setelah Eunhyuk sampai di ambulans, Ryeowook berlari bersama Oh Sehun dan beberapa dokter medis ke gudang sel tempat Yesung di sekap.
"Apa kamu butuh sesuatu lagi?"
Eunhyuk menggeleng, dia cukup bersyukur Donghae mau menemaninya di dalam mobil ambulans, membawakan dia selimut dan air putih yang langsung di minum Eunhyuk.
"Darimana kalian tahu lokasi ku dan Inspektur Kim di sekap?"
"Untung saja, Tan Hankyung di tangkap kepolisian sebelum dia sempat kabur, dan dia memberitahukan tempat ini setelah di paksa oleh jaksa Kim"
"Syukurlah, aku hampir saja kabur setelah bertarung dengan cecunguk sialan itu"
Donghae terkekeh, sejak lama tak salah jika dia mengagumi jaksa muda itu.
"Kamu hebat, bahkan sampai babak belur pun katu masih tak pingsan juga"
"Aku lelah, dan benar benar lapar..."
Donghae tersenyum, dia menerima selimut lagi dari dokter medis, dan menyelimuti tubuh Eunhyuk yang tengah memakai bantal dan duduk bersandar.
"Mau makan sesuatu? Makan burger mungkin?"
"Cih apa kamu hanya menawari ku Lee Donghae? Pergilah, aku ngantuk"
"Ah tak masalah jika kamu tak mau"
Donghae tersenyum, menyodorkan sebungkus makanan, yang bau harumnya membuat Eunhyuk langsung duduk tegak, merampas makanan itu.
"Ckck katu seperti tak makan seminggu saja jaksa Lee, pelan pelan saja aigoo"
"Ehm apa ini boleh ku habiskan? Hehe terima kasih, kau pengertian dan ternyata baik juga"
"Lalu kamu pikir aku jahat? Habiskan saja, itu khusus untuknu" Donghae terkekeh, dia memperhatikan Eunhyuk yang makan dengan lahap dan sesekali minum air dingin yang dia pegang juga.
"Engh annio, hanya saja kamu itu suka sekali mencari ku, lalu mengajak ku bertengkar"
Donghae tertawa lagi, benar juga jika setiap bertemu mereka akan ribut dan saling melotot.
"Mulai saat ini anggap saja aku teman mu, bagaimana?" Eunhyuk tertegun, dia berhenti mengunyah dan menatap Donghae kaget.
"Soal kasus tuan Park, sebagai kuasa hukum nya aku sangat berterima kasih padamu, dan aku harap setelah kasus ini selesai kita tak bermusuhan lagi"
"Ehm sedikit sulit, ngh aku tak yakin kita bisa berteman"
Donghae terbahak dengan kata kata Eunhyuk tadi dan menepuk bahu Jaksa muda itu.
"Apa karena Nona Park Nara?"
"Eum, kita sama sama menyukai gadis yang sama, dan akan sulit menjadikan kamu teman ku, lagipula aku masih takut kamu merebut Nara dariku"
Eunhyuk mengatakan gamblang alasan nya setelah perutnya sedikit kenyang, dan dia juga menghabiskan air minum nya.
"Kemarin mungkin aku masih ingin memiliki Nara, tapi saat ini sepertinya kamu tak perlu cemas soal itu"
"Apa maksudmu?" Bingung Eunhyuk.
"Aku dan Nara-ssi sudah bicara banyak, saat ini kamu hanya berteman saja, mungkin akan sangat memalukan aku telah kalah darimu, tpi tenang saja, kamu tak perlu cemas lagi wanita -mu akan hilang jaksa Lee" Ucapan lucu Donghae tadi membuat Eunhyuk tersenyum, dia tahu Lee Donghae tulus mengatakan nya.
"Gumawo Donghae-ssi, kamu ternyata berhati baik dan tulus"
"Jadi bagaimana? Apa kita bisa berteman?"
Eunhyuk tersenyum menautkan kelingking nya pada Pengacara muda itu yang juga tersenyum padanya.
"Baiklah kita berteman"
Baru saja mereka terkekeh bersama Ryeowook datang dan menangis dia memaluk Eunhyuk yang terkejut dengan kelakuan rekan nya ini.
"Wokie-ya ada apa? Kenapa eum?"
"Hiks Hyung hiks~ inspektur Kim"
"Apa yang terjadi, apa Dokter dan para medis sudah mengevakuasi inspektur?"
"Hyung, Inspektur meninggal, dia sudah meninggal"
"A...APA KATA MU??"
Donghae ikut terlonjak kaget, ikut berlari di belakang Eunhyuk yang dengan kaki lemas melihat brankar dorong tengah di bawa dokter medis dan tubuh seseorang yang terbaring di sana, di tutupi oleh kain putih, di belakang brangkar itu tim High Criminal tengah menangis sedih.
"Yesung hyung!! Tidak!! kamu janji akan menunggu ku kan!? Hyung ayo bangun!!"
Heechul memeluk Eunhyuk yang masih meronta dan menangis menggoyang tubuh kaku kim Yesung, dengan isakan miris.
"Hyung kamu jahat, kamu bohong!! Bangun jangan pergi seperti ini!!"
"Eunhyuk-ah cukup hiks jangan membuat inspektur sedih di atas sana, dia sudah tak kesakitan lagi"
"Dia janji akan menungguku tadi, aku menyesal tak membawa nya, hiks hiks"
Oh Sehun dan Jung Jina menunduk, letnan polisi intel itu terus menangis meremas tangan nya melihat sesuatu yang dia genggam sejak tadi. Cincin yang pernah dia kembalikan pada Kim Yesung dan sempat pria itu berikan padanya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya tadi.
"Aku ingin kamu menyimpan nya, anggap saja sebagai kenang kenangan, jina-ya jika nanti aku telah pergi tetaplah hidup dengan baik dan jangan pergi dari Tim kita.....akuh mencintaimu.
Jung Jina menangis dengan bibir bergetar, inspektur berwibawa itu, Kim Yesung yang humoris, Yang juga lucu, yang kadang aneh, dan yang sangat tegas juga kadang terlihat melankolis, dan penyayang keluarga nya.
Sang inpektur yang bagi dia pria yang mencintai nya paling tulus, namun dia telah pergi, Takkan pernah kembali selamanya.