Saat ini Didan baru saja sampai di Rumahnya dengan wajah yang begitu lesu karena lelah memikirkan Sheila.
Tadi setelah perdebatannya dengan Sheila membuatnya benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa menjelaskan yang sebenarnya kepada sahabatnya tersebut membuat Didan menghela nafas.
"Dari mana aja kamu?"
Suara seseorang yang berasal dari pintu membuat laki-laki itu menoleh karena terkejut dengan kehadiran Mamanya yang masih terjaga di malam seperti ini.
"Mama?" ujarnya. "Masuk aja."
"Dari mana kamu?"
Wanita tersebut langsung melangkahkan kakinya mendekati seseorang yang berada di hadapannya saat ini dengan kedua tangan yang melipat di dada.
"Ma, kenapa nggak duduk dulu, sih?"
"Dari mana?"
Didan yang mendengarnya pun langsung menghela nafas dengan kepala yang tertunduk sebelum akhirnya kembali mendongakkan kepala melihat seseorang yang berada di hadapannya saat ini.