Aku berusaha merenungkan semua itu, berharap mendapatkan cara yang lebih baik lagi tanpa harus mendengar mereka berdua itu. Tiba-tiba saja Kirana menangis dengan suara keras sekali, sontak aku bangkit dari tempat tidur lalu menggendongnya. "Iya anak mama, kenapa hm? Kenapa menangis? Panas ya?" tanyaku lembut dan berusaha menenangkannya.
Tidak lama kemudian, Kirana berhenti menangis dan untuk pertama kalinya aku menatap matanya yang sangat indah sekali, dengan bola mata yang warnanya sama dengan Steve. "Cantik sekali anak mama, hm."
"Iyalah, tentu saja aku cantik. Aku ini kan anak mama dan papa," jawab Kirana.
"Iya Nak, iya mama tahu."
"Mama?" panggilnya lagi.
"Iya sayang ... Ada apa?" tanya Lyra. Sontak Lyra tersadar dan membulatkan matanya kearah Kirana. Siapakah dia ini? Kenapa ia bisa bicara denganku?
"Tunggu sebentar! Kamu ini siapa? Kenapa bisa bicara hah!" tanyaku.