Aldi terdiam.
Kembali pada pertengkaran sebelumnya antara Aldi dengan Tania malam itu, di pinggir jalan yang sepi tanpa ekspresi dimana Aldi marah besar pada Tania.
"Bodoh gue memperjelas ini,"
"Gila gue mengakui seberapa tampannya lo,"
"Bohong gue mengatakan gue membenci lo sampai detik ini juga jika sebenarnya yang sedang lo perjuangkan adalah adslah Tania dan yang sedang lo tindas ada gue. Gue masih mencintai lo,"
"Pencitraan saat gue mengatakan gue mencintai orang lain selain lo,"
"Dan yang terakhir, kalau sampai gue mencintai orang lain. Itu adalah kesalahan, kebohongan, kebodohan dan masih banyak lagi perumpamaan yang sama dimana gue enggak bisa menjelaskannya sejelas-jelasnya ke lo,"
Selesai.
Ania menceritakan semuanya dalam satu waktu, bergantian, tanpa jeda, dan tidak banyak bicara. "Bisakah gue menolaknya?" tanya Aldi masih dalam wajah yang sama. Marah tanpa sisa, kesal tidak berarti, dan tidak ingin mengerti.
Akan ada saatnya untuk baik-baik saja...