"Raya kira ayah mau dateng ke sekolah karena Raya yang minta, bukan karena percaya sama Bimo," ujarku membuka percakapan dengan ayah saat di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah.
Ayah diam sebentar, tidak langsung menjawab, matanya masih menatap ke jalan.
"Memangnya kenapa?" tanya ayah setelah diam.
"Ya gak kenapa-napa, cuma Raya gak tau ayah mikir begitu soal Bimo, soalnya gak kelihatan," balasku sambil melihat jalan di depan seperti ayah.
"Kalau ayah gak percaya sama dia, gak mungkin ayah bolehkan kamu pacaran dengan dia," santai ayah menjawab.
"Hehe, Iya juga sih." tersenyum senang aku.
"Gak boleh langsung terbuka sama anak laki-laki, nanti ngelunjak. Makanya ayah sering diemin dia. Memang dia ngeluh sama kamu soal perlakuan ayah?" tanya ayah lebih dulu.
"Enggak, gak pernah ngeluh, malah Bimo bilang, 'emang begitu kalo bapak ke pacar anak perempuannya, biasa itu' gitu!" jawabku semangat, mumpung ayah mau bicara soal Bimo.