Di lobby perusahaan Pratama Corporation sedang terjadi keributan, bergosip dan ghibah yang membicarakan tentang CEO mereka dengan seorang wanita yang ramah serta bajunya yang menurut mereka hampir tertutup. CEO mereka memperlakukan wanita itu dengan lembut dan posesif tidak seperti biasanya yang dingin dan cuek dengan wanita yang ada disisinya. Biasanya wanita yang disamping CEO akan bersikap manja, centil dan selalu bergelayut seperti monyet menurut mereka serta menempel terus seperti lem kemanapun CEO mereka akan pergi dan jangan lupa satu lagi dress yang mereka pakai selalu menonjolkan dan memperlihatkan dengan jelas tubuh mereka dengan belahan rok yang tinggi hampir sepaha atau rok yang super mini dengan paduan kerah baju yang belahan dadanya rendah sekali. Walau setiap hari berbeda wanita yang ada disisi CEO mereka tetapi kelakuan setiap wanitanya yang ada disisi tuan Elang tak ada yang beda sama sekali dan diperlakuan tak special sama sekali.
Saat sedang ramai terjadi perdebatan tersebut kedua resepsionis datang untuk menghentikan dan mencari tahu apa yang terjadi.
"Ada apa dengan kalian, kenapa ribut? Jika bos melihat atau mendapat laporan seperti ini kalian akan kena sanksi nantinya" tanya resepsionis yang bernama Nia.
"Nia, kami tak ribut atau sejenisnya hanya saja kami tadi melihat tuan Elang bersama wanita yang sangat muda dan memperlakukannya tidak seperti biasanya. Kau tahu lah maksud kami itu apa?" jelas salah satu karyawan.
Nia dan Sofie saling pandang dan tersenyum penuh arti setelah itu tertawa.
"Kenapa kalian tertawa, memang ada yang lucu dengan dengan ucapan aku tadi" tanya teman kantor yang tadi menjelaskan ke Nia.
"Begini yah, wanita yang kalian bicarakan itu memang jelas berbeda dengan wanita-wanita jalang yang biasa ada disisi tuan Elang. Jangan pernah samakan wanita tadi dengan wanita-wanita yang biasa mengelilingi tuan Elang" jelas Nia
"Kenapa kamu bisa bicara begitu, Nia. Apa kamu tau siapa wanita itu" tanya teman kerja yang lainnya.
Ibu Lia yang baru keluar dari lift menghampiri para karyawan yang sedang berkerumun di tengah lobby.
"Wanita itu istri tuan Elang, memangnya kalian tak lihat menonton televisi atau membaca berita tentang pernikahan tuan Elang yang sangat megah dan sangat fantastis itu" jawab Sofie dan dianggukan oleh beberapa orang yang sudah tahu tentang itu.
"Nama wanita itu Oktavia Pratama. Tadi tuan Elang memperkenalkannya kepada saya, saat memberikan dan menjelaskan laporan keuangan bulan lalu. Saat saya masuk ke ruangan tuan Elang, saya melihat itu duduk di pangkuan tuan Elang dan membelakangi saya. Saya pikir wanita itu sombong dan angkuh seperti wanita yang biasa mengelilingi tuan Elang tapi ternyata kebalikannya. Tuan Elang memperkenalkan nama wanita tersebut dan wanita itu berbalik menghadap saya dan memperkenalkan dirinya langsung serta menjulurkan tangannya dengan ramah untuk berkenalan. Saat saya jelasin laporan wanita itu tak diperbolehkan pergi oleh tuan Elang dari pangkuannya. Padahal wanita itu sudah bilang kalau akan duduk di sofa tapi tak berani membantah setelah mendengar kalimat tuan Elang" jelas ibu Lia yang menceritakan bertemu dan bertegur sapa langsung dengan Via.
Mereka semua langsung terdiam dan berpikir lagi secara bersamaan.
"Jadi wanita tadi istri tuan Elang, pantas saja diperlakukan dengan special"ucap para karyawan yang hampir bersamaan tanpa mendapat aba-aba dari siapapun.
"Ya, sudah kalian segera pulang ke rumah masing-masing karena hari sudah sore" ucap ibu Lia.
"Baik, bu. Terimakasih untuk infonya tadi" ucap para karyawan serempak
Mereka meninggalkan lobby perusahaan secara bersama-sama ada yang terpisah di parkiran, ada di halte bus dan lain-lain.
Sementara yang dibicarakan mereka sedang duduk didalam mobil dan kali ini Elang meminta Via duduk di pangkuannya kembali. Tangan Elang yang mulai tak terkondisikan yang membuat Via tak nyaman karena Roy yang tanpa sengaja melihat tangan Elang masuk ke dalam dress nonanya. Roy selalu berdehem atau memberitahu kalau dia melihatnya.
"Roy, kenapa kau tak tutup saja pembatas antara ruang kemudi dengan bagian belakang. Kau selalu mengganggu kesenangan aku" ucap Elang ketus ke Roy
"Baik, tuan akan saya tutup pembatas ruangan tersebut dan akan dibuat kedap suara bagian belakang atau tidak" tanya Roy dengan isengnya, seakan tak takut akan dibunuh oleh Elang.
"Kau mau aku melakukan apa terhadap tubuhmu, Roy? Tinggal kau pilih saja mau aku kuliti tubuhmu atau aku cincang tubuh untuk diberikan pada ikan piranha, hah...…." Elang tak bisa melanjutkan kata-katanya karena keburu menutup pembatas ruangan tersebut dan itu membuat Elang tersenyum simpul.
Elang mulai membuka kancing baju Via dan masuk ke bagian belakang tubuh Via untuk membuka pengait bra yang dikenakan. Elang mengangkat keatas branya dan langsung menghisap payudara Via kembali dengan rakusnya. Tangan sudah seperti biasa ke tempat favorite mereka masing-masing.
"Kak, Via boleh tanya sesuatu tidak" tanya Via sambil mengelus rambut Elang.
"Apa yang ingin kau tanyakan, kau tanyakan saja jika memang bisa kakak tanya nanti di jawab" jawab Elang singkat dan kembali dengan kesibukannya kembali.
"Kak,mmmmmm… Kak, Via pengen tahu alat sex itu apa? Mmmm terus tari erotis itu seperti apa? Memangnya ada nama tarian seperti itu Via baru dengar dan satu lagi tadi kakak bilang Via harus pakai lingerie. Memang itu model seperti apa" tanya Via yang bingung dengan ucapan Elang tadi di dalam kamar pribadi perusahaan.
Elang yang sedang sibuk dengan kegiatannya tiba-tiba berhenti dengan tiba-tiba dan langsung menatap Via dengan tajam seakan sedang mencari kebohongan atau sandiwara dari mulut Via.
"Kak, kenapa menatap Via seperti itu. Via jadi takut, maafkan Via yang mengganggu kesenangan kakak" Via menundukkan kepalanya setelah mengucapkan itu.
Elang yang gemes dengan tingkah Via langsung mendapatkan ide untuk nanti malam. Elang merapikan pakaian Via kembali setelah diacak-acak oleh Elang.
"Ayo turun nanti kakak akan beritahu semuanya sama kamu" ucap Elang tersenyum penuh arti.
"Kakak tidak akan menghukum Via seperti sebelumnya kan" tanya Via takut-takut.
Elang tiba di mall terbesar di kota itu. Elang membawa Via langsung menuju butik yang menyediakan pakaian khusus wanita. Saat melihat Elang datang pintu langsung ditutup oleh salah satu karyawan dan ada karyawan yang satunya lagi memanggil manager toko tersebut.
"Kak, kenapa kita kesini? Pakaian dalam Via masih banyak dan belum semua dipakai" ucap Via.
"Kakak ingin menunjukkan dan beli serta menjawab langsung dengan barangnya seperti yang kau tanyakan langsung" jawab Elang.
"Apa ada keluaran terbaru lingerie" tanya Elang kepada salah satu pelayan toko.
"Ada, tuan. Mari tuan ikut saya ke ruangan khusus karena barang tersebut limited edition" jelas seorang pelayan toko
Elang mengajak Via untuk ikut bersamanya ke ruangan tersebut. Elang yang sudah terbiasa dengan melihat model-model lingerie dari yang rapat hingga super seksi tak merasa aneh yang terpasang di manekin. Tapi berbeda dengan Via yang merasa aneh dengan baju itu. Ada yang hanya menutupi puting payudaranya dan celana dalam yang seakan kekecilan dengan dilapisi luarnya dengan bahan yang tipis, ada juga lingerie yang sangat transparan yang langsung terlihat kedua payudara dan bagian bawah yang sensitif.
"Aku pakai baju piyama saja kakak tak pernah melepaskan diriku dan selalu meminta untuk selalu bercinta, setelah bercinta kakak tidak pernah lepas dari puting payudara aku selalu dihisap sampai pagi. Apalagi pakai yang seperti ini bisa habis dan remuk semua badan aku" gumam Via lirih yang tak habis pikir dengan pakaian-pakaian yang ada di depan matanya, Elang yang bisa mendengar gumaman Via langsung menunjuk semua baju itu ke pelayan untuk dibungkus.
Via yang sadar dari lamunannya bingung karena Elang meminta itu semua diangkut ke kasir untuk dibayar. Elang mengajak Via melangkah ke pakaian dalam, Elang mencari bra yang model kemben untuk Via. Via tak bisa menolak apa yang Elang belikan. Elang melangkah menuju kasir dan membayarnya.
Barang-barang yang dibeli tadi minta dibawakan ke mobil oleh Elang. Hanya satu paper bag yang dibawa oleh Elang sendiri. Elang membawa Via ke tempat lainnya lagi.