seandainya susah bikin orang nyaman pasti ga akan kaya gini akhirnya.
*
*
" karena dendam lo sama dia dimasa lalu. Bikin Semua jadi rumit lo bikin Rizka jadi ancaman buat diri lo sendiri. Jauhin Rizka, biarin Rizka memilih dia mau sama siapa." ucap Althar kemudian meninggalkan Rafka Akmal dan Zaky
"suka lo sama Rizka?" tanya Rafka ketus
Deg
pertanyaan itu membuat Althar menghentikan langkahnya. Tangannya mengepal kuat lalu berbalik dengan wajah yang semakin dingin.
"Ya"
jawaban Althar diluar ekspetasi, Zaky dan Akmal pun bungkam. ini bener-bener akan menghancurkan mereka, menghancurkan persahabatan.
*
*
Disinilah Rafka, gudang rumah yang ia ubah menjadi tempatnya sendiri. Bunda dan ayah pun tidak mengetahuinya. Rafka mengisap dalam rokok yang ada disela jarinya. Mengembuskan asap lewat mulutnya. Ini sudah Batang ke empat malam ini yang ia habiskan. Beginilah Rafka kalau sudah banyak pikiran dan beban, dibalik kejeniusan yang ia punya dan jabatan yang melekat pada dirinya tidak membuat ia merubah sikap buruknya kalau lagi banyak masalah.
Setelah menghabiskan 6 Batang ia kembali ke rumah dan masuk ke kamar. Tidak lupa ia mandi dulu walau hari sudah larut, karena ia tidak mau bunda sampai tahu kalau ia perokok kala banyak masalah melandanya.
*
*
Sudah 2 hari ini Rizka merasa tidak enak badan. Hari ini ia memutuskan berangkat kesekolah sendiri dengan mengendarai mobilnya . Ia sedang tidak ingin diganggu, tetapi kewajiban menuntut ilmu yang mengharuskan ia ke sekolah hari ini. Sampai diparkiran sekolah ia langsung turun dan berjalan menuju kelasnya. Mata sembab, bibir pucat dan muka yang lesu adalah pemandangan yang tidak biasanya SMA Gardala lihat dari seorang Rizka.
Althar yang melihat Rizka pucat menghampirinya.
"sakit? "
"Gue gapapa. Jangan banyak nanya ya hari ini" jelas Rizka.
"Serius? balik gih " pinta Althar
"Ngerti gak si kalau gue bilang gapapa. Ya gapapa gausah cerewat deh! lagi juga biasanya lo cuek dingin ini kenapa jadi bawel gini. Udah sana deh" ketus Rizka meninggalkan Althar.
Althar memikirkan perkata Rizka karena ucap Rizka barusan. Tidak biasanya Rizka seperti ini, pasti sedang ada apa-apa. Padahal ia bawel hanya pada Rizka, kalau ia tidak sayang tidak mungkin ia bakalan sekhawatir ini sama Rizka. Cinta memang rumit saat perhatian ditunjukkan malah diprotes, saat dikodein enggak peka diprotes juga. Maunya Cinta tuh apa si?
Rizka duduk di bangkunya dengan muka masam. Aulia yang melihat Rizka tampak tidak dalam mood baik lebih memilih diam karena ia tahu gimana marahnya Rizka kalau sedang badmood seperti ini. Kelas sudah tampak ramai karena bel 5menit lagi berbunyi. Rafka yang masuk kelas bersamaan dengan bunyi bel langsung duduk dan sempat melirik ke Rizka. Kali ini Rafka memilih duduk bersama Bagus dibanding dengan Zaky. Pelajaran pertama adalah pelajaran bu yuni guru bahasa inggris yang menyebalkan, karena mood yang kurang baik Rafka memilih bolos dari pelajaran dan berjalan menuju rooftop. Zaky yang tahu masalahnya hanya bisa diam, ia tidak tahu harus berbuat apa.
Rizka yang tampak sedang dalam mood kurang baik juga memperhatikan Rafka . Tidak biasanya ia tiba bersamaan dengan bel berbunyi karena semenjak menjabat sebagai ketos Rafka datang 20 menit sebelum bel. Raut wajah Rafka juga tidak seperti biasanya. Terlihat sangat murung dan banyak pikiran, matanya juga terlihat sayu. Rizka pun ikut bangkit mengikuti Rafka.
"Lo mau kemana ka?" tanya Aulia.
"bolos , gue ga mood" jawab Rizka sambil melenggang pergi dari kelas. Beruntung hari ini bu yuni telat 15 menit.
"Lah tumbenan dia bedua bolos biasanya kan getol, jangan-jangan " gumam Aulia.
Aulia membuang jauh-jauh pemikiran itu.
Althar yang melihat sikap Rizka barusan merasa aneh. Rizka yang menyusul kepergian Rafka membuat ia merasa cemburu dan marah. ia berusaha meredam emosi agar tidak meledak sewaktu-waktu. karna selama ini ia berusaha untuk tidak meledak dihadapan Rizka ataupun Aulia.
*
*
Tiba di rooftop Rafka mengeluarkan bungkus rokoknya. Saat ingin menyalakan pematiknya terdengar suara langkah kaki. Ia urungkan niatnya, dimasukkan kembali rokok itu ke sakunya.
"Tumben bolos, lo kan suka pelajaran inggris. Ada masalah? "
Rafka menengok kearah Rizka kemudian mengembuskan nafasnya dengan kasar.
"Lo ngapain ngikutin gue?" tanya Rafka.
"gatau gue juga kenapa, tiba-tiba aja ngikutin lo keluar jelas" jawab Rizka
"Udah sana balik ke kelas. Muka lo pucet gitu jugaan. Disini banyak angin gabagus buat kesehatan lo" ucap Rafka
"Lah apa kabar sama lo? Masa ketua osis SMA Gardala mencontohkan hal yang tidak baik membolos" cela Rizka
"Gausah mikirin gue Riz, pikirin diri lo sendiri aja. Gue udah pernah bilang jangan terlalu peduli sama orang lain. Karena itu bakalan jadi boomerang lo sendiri" balas Rafka.
"Ah, iya Maaf" kata Rizka
"Gausah minta maaf lo balik aja gih ke kelas. Hal buruk dari gue jangan diikutin, kalau lo aja punya rahasia. Masa gue gak punya? " ucapnya lagi dengan kekehan.
"Udah sana kekelas. Kalo bu yuni nanya bilang aja gue diruang osis yaa" lanjut Rafka.
"Yaudah gue kelas ya" Rafka hanya menganggukkan kepalanya.
Rizka turun dari rooftop dan melewati koridor kelas 12. Tetapi saat belok kearah tangga, ia bertemu dengan Giselle. Rizka ingin mengabaikan Giselle namun nihil. Kakak kelasnya itu malah menarik rambutnya dengan kuat.
"Aaa sakit, lepasin" kata Rizka dengan merintih kesakitan.
"Ini belum seberapa, daripada rasa sakit hati gue. Gausah sok cantik makanya jadi orang" kata Giselle dengan sinis
"Aduhh lepasin ka. Salah apaan si gue sama lo? " tanya Rizka kesakitan.
Tidak lama Aulia datang dan melepaskan tangan Giselle dari rambut Rizka.
"Lo apa apaan si ka? Ke bocah banget tingkah lo" ucap Aulia.
"Gausah ikut campur masalah gue sama dia. Pergi lo sana " usir Giselle
"Masalah Rizka ya masalah gue lah. Lo sana yang pergi, udah jelas 12 masih aja banyak tingkah. Gausah banyak gaya, udah sana lo masuk kelas" usir Aulia dengan emosi
"Ah ribet lo" mata Giselle beralih ke Rizka " inget masalah lo sama gue belum selesai" lanjutnya.
Sepeninggalnya Giselle, Rizka mengusap usap kepalanya. Terasa pusing dikepalanya akibat tarikkan yang kuat dari Giselle.
"Lo gapapa kan? Ke Uks aja deh yuk istirahat " ajak Aulia.
"Gak deh gue kekelas aja. Yuk" kata Rizka
"Beneran? Kepala lo pasti pusing. Uks aja deh gue temenin" bujuk Aulia.
"Ul please" pinta Rizka.
"It's okay. Tapi kalau pusing bilang gue" kata Aulia dan dijawab anggukkan oleh Rizka.
*
Saat sampai dikelas ternyata bu yuni sedang keluar kelas. Rizka langsung duduk dibangkunya dan menidurkan kepalanya dilipatan tangannya. Zaky yang melihat itu bertanya sama Aulia.
"Dia kenapa? "
"Gaenak badan kayanya, terus tadi malah ribut sama"
" Siapa? "
"Giselle siapa lagi coba"
"Makin ganas ga tuh mak lampir?"
"ditarik rambutnya, gila emang tuh cewe"
"Rambutnya ? ditarik? sama Giselle? Kenapa lagi?" Tanya Bagus kali ini.
"Ya masalah Althar emang apaan lagi. obsesi banget tuh cewe sama Althar. Udah gausah banyak nanya berisik ntar yang ada Rizka marah-marah. Lagi sensi banget dia hari ini" jelas Aulia.
Althar yang mendengar penjelasan Aulia merasa kesal dengan kaka kelasnya itu. Semakin hari bukannya sadar dan dewasa tapi malah makin seperti anak kecil sikapnya itu. Althar yang semakin risih dengan sikapnya juga makin enggan untuk bertemu dengan Giselle. Harus sikap seperti apa lagi buat mengahadapi sikap Giselle itu? Dicuekin? Sudah. Lirikpun tidak sama sekali. Cantik tapi otaknya kosong buat apa bagi Althar.
Tidak lama bu yuni masuk, Rizka segera menegakkan kepalanya. Kepalanya menjadi pusing ia mencoba menahannya. Kemudian Rizka mendengarkan penjelas bu yuni. Karena tidak mungkin ia izin keluar kelas toh ia juga tidak mau sahabatnya khawatir dan membuat masalah dengan kaka kelasnya itu.
Sejam berlalu begitu saja. Pelajaran bu yuni telah usai. Dan sekarang ini pelajaran biologi, pelajaran kesukaan Rizka dan Zaky. Saat sebelum bu anggi masuk, Rafka masuk lebih dulu dan duduk di samping Bagus.
"Tadi Rizka ribut lagi tuh sama ka Giselle"
"Hah? ribut lagi ? "
"Hmm"
"diapain si Rizka? jambak-jambakkan rambut gak?"
"Rizka doang yang dijambak"
"Rizka gak jambak balik? "
"Ya enggalah bego amat lo. Rizka mana mau cari masalah disekolah si"
"Yah padahal gue berharap Rizka ngejambak juga"
"dih stres lo?Tapi lo liat deh tuh jadi murung banget tuh anak"
"Biasa ntar juga ceria lagi dia. Lagi juga dari pagi juga kan emang murung dia"
"Gak mau nanya gitu dia kenapa? "
"Dan lo pikir tadi di rooftop gue gak nanya dia kenapa ? Dan lo pasti tahu apa jawaban dia Gus. Terlalu banyak yang dia sembunyi"
"Inget rahasia lo sendirilah lah"
Rafka memilih diam. Ia memikirkan perkataan bagus barusan. Rahasia? Kenapa kata itu sangat sensitif belakangan ini? Apa ini ciri-ciri hancurnya persahabatan mereka? Rafka berharap semuanya bakalan baik-baik saja.
*
*
Bel pulang sekolah berbunyi, bagi mereka yang tidak memiliki keperluan lagi bisa pulang tapi tidak dengan Rafka dan Althar . Mereka dipanggil oleh pembina osis untuk membicaranya tentang pensi sekolah 2 Bulan lagi. Karena Rizka membawa mobil ia memilih pulang duluan setelah berpamitan dengan sahabatnya itu.
Sekarang Rizka sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Selama perjalanan ini ia merasa aman, walau perasaanya tidak enak. Tepat saat ia membelokkan mobilnya kearah komplek perumahan ia hampir saja menabrak kucing yang melewat. Ia mengremkan mobilnya mendadak. Rizka keluar dari mobilnya untuk melihat kucing itu tapi saat ia keluar dari mobil ada sebuah tangan yang menahannya. Saat menengok untuk melihat siapa orangnya ia nahan nafas , kaget dan tidak percaya tepatnya. Rizka membeku ditempat, tetapi.
"ngapain lo?" tanya Rizka ketus.
"bangun"
"lepasin tangan gue"
"bangun"
dengan terpaksa Rizka bangun dan enggan melihat orang itu.
"mau apa?"
"Rindu"
DEG
***
Vote jangan lupaaa