Alin baru saja keluar dari sekolah dan hendak pergi keperusahaan Galen untuk melakukan pemotretan
"Itu dia kan?"
"Benar, ternyata masih anak sekolah"
"Anak sekolah zaman sekarang benar-benar tidak tahu malu ya? Mereka rela melakukan apa saja, bahkan mereka berani memiliki hubungan dengan om-om seperti itu. Sampai rela mengorbankan kehormatan mereka"
Alin menyadari atas pandangan orang-orang terhadapnya dan dia juga tahu kalau beberapa orang mengarahkan telunjuk sambil membicarakannya. Namun dia masih belum mengerti apapun dan tetap bergegas menghentikan taksi untuk pergi ke studio foto
"Taksi! Ke perusahaan Surendra pak!"
"Baik non"
Supirpun menjalankan mobilnya. Supir terus memperhatikan wajah Alin dari kaca spion mobil
"Kenapa bapak terus memperhatikan saya? Sebaiknya perhatikan jalanan dari pada nanti kita terlibat kecelakaan!"
Ujar Alin sinis karena merasa risih dengan tatapan sang supir taksi
"Maafkan saya"
Hallo pembaca sekalian. Terima kasih sudah membaca novel ini.
Cara memberikan ulasan & batu kuasa itu gampang banget!
Di aplikasi, kalian pergi ke informasi novelnya, lalu scroll ke bawah & tekan tombol mengundi.
Untuk ulasan kalian tekan ulasan dibawah tombol mengundi lalu setelah itu tekan tombol bergambar pensil, lalu tulis deh ulasan kalian.
Gampang banget bukan? ;)
Kalian bebas mau kasi bintang berapa, mau kritik dan saran juga boleh