Perlahan Arina melangkah masuk ke dalam kamar Stella. Raut wajahnya mulai tak bersahabat. Apa yang baru saja dikatakan Luysa sangat mengganggu indera pendengarannya.
Sedang Luysa yang tak bergeming di atas kasur empuk Stella hanya menatap takut Arina.
Begitu juga dengan Niken dan Stella, keduanya hanya menatap Arina dalam diam. Keduanya sadar kalau Arina sedang bertanya-tanya apa maksud perkataan Luysa tadi.
Stella beranjak dari kasurnya, berdiri dekat meja riasnya. Sedang Niken merubah posisinya menjadi duduk diatas kasur, kalau Luysa ia masih tak bergeming. Dalam benaknya ia setengah mati mencari apa yang harus ia ucapkan sebagai alibi?
Langkah Arina terhenti tepat di hadapan Stella, "Apa maksud ucapan Luysa tadi?" tanyanya dengan sirat kekesalan memenuhi dirinya.