アプリをダウンロード
75% Cinta Satu Atap. ✔ / Chapter 18: Chapter 17.

章 18: Chapter 17.

Rio memasuki kelas dan langsung menuju tempat duduknya. Begitu Rio melihat Ririn yang memasuki kelas,  ia pun langsung berdiri dan menghampiri Ririn. Tere yang sudah berusaha menahan tangan Rio pun langsung cemberut ketika tidak di gubris Rio.

Entah mengapa Rio jadi panik sendiri,padahal ia yang menjauhi Ririn lebih dulu. Tidak putus asa sampai situ,  Rio pun terus mengikuti Ririn hingga sampai ke tempat duduknya. Ririn  telah memutuskan semalam, bahwa hubungannya dengan Rio cukup sampai di sini. Jujur ia sangat lelah jika perasaannya di bolak balikkan seperti itu.

"Rin, kita perlu bicara."

"Aku gak mau."

"Rin,  please?!"

Irfan yang menyaksikan itu pun tidak bisa tinggal diam. Ia membuka kacamatanya dan berdiri. Ulah Irfan ternyata membuat seluruh siswi tercengang akan ketampanan Irfan yang tidak kalah dengan Rio.

"Rio! Ririn udah ngomong enggak mau. Kok lo maksa sih?" sambil sidikit mendorong pundak Rio.

"Heh, lo diem aja deh mendingan gak usah ikut campur. Ini urusan gue sama dia!"

Ririn yang pusing mendengar itu semua pun berdiri dan segera melerai mereka berdua.

"Udah, jangan berantem. Aku gak mau ada keributan di sini, mending kita kebelakang sekolah."

Setelah berkata begitu Ririn segera pergi ke belakang sekolah diikuti oleh Rio.

Sesampainya mereka di belakang sekolah, Ririn memandangi langit biru. Ia sengaja melakukan hal itu agar air matanya tidak jatuh membasahi pipinya lagi.

Sudah cukup semalam ia menangis jangan pagi ini lagi. Cukup lama mereka berdua terdiam.  Hingga Ririn memutuskan untuk kembali ke kelas. Tapi pada saat ia akan melewati Rio, ia merasakan sebelah tanggannya tertahan.

"Rin, tunggu..."

Ririn segera menoleh.

"Apa? Kamu ingin menjelaskan apalagi?  Semuanya udah jelas, Rio."

Rio menghela nafasnya panjang. 'Sabar Rio, sabar. Demi kelangsungan hubungan lo.'

"Tapi itu gak seperti yang kamu pikirin, Rin."

"Memangnya aku mikir apa?"

Rio diam seribu bahasa, ia sama sekali tidak memiliki keberanian berbicara kepada Ririn.

"Udahlah, Yo sebaiknya hubungan kita cukup sampa di sini. Aku capek hadapi sikap kamu yang terlalu cemburu begini."

Sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Ririn ia masih sangat mencintai Rio.

'Plis, Yo jangan turuti permintaan aku.'

Bagaikan terkena petir di siang bolong, Rio harus menerima kenyataan pahit.

"Kamu yakin dengan keputusan kamu?"

"Iya."

'Gak Yo, aku sama sekali gak yakin.'

Melihat Ririn yang terus saja menatap awan Rio pun pasrah. Ia akhirnya memutuskan untuk mengiyakan perkataan Ririn dan berjalan kembali ke kelas dengan perasaan sedih.

Sementara itu Ririn menangis histeris. Ia sangat sedih atas putusnya hubungan mereka. 'Rio, maafkan aku. Maafkan aku yang bodoh ini.'

***

Sudah seminggu sejak putusnya hubungan Rio dan Ririn. Mereka sebenarnya masih sama sama saling mencintai tapi karena mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri beginilah akhirmya.

Danuarta dan Ratih pun menjadi sedih melihat anak semata wayangnya yang akhir akhir ini

murung. Beda halnya dengan Ningsih,ia terus saja menyiksa dengan menyuruh Ririn ini dan itu. Apalagi sekarang ia membuka warung keteringan makanan dan yang lebih banyak mengerjakannya adalah Ririn.

 

"Rin, kamu antar nasi ini ke pos ronda komplex perumahan elit kasuari, cepetan."

"Baik Bu."

Ririn pun segera berangkat menuju komplex tersebut menggunakan sepeda. Sesampainya di komplex perumahan tersebut, ia langsung teringat akan sesuatu.

'Ini kan komplex rumahnya Rio.'

Ia pun mengantarkan makanan tersebut kepada para penjaga keamanan di sana. Setelah ia seleai dengan tugasnya mengantarkan makanan, entah apa yang merasukinya ia pun memiliki suatu keinginan untuk melihat keadaan di rumah Rio.

'Siapa tau Rio lagi duduk di luar rumahnya.'

Ririn pun menuntun sepedanya memasuki komplex tersebut.  Setelah cukup jauh ia berjalan, akhirnya ia pun sampai di depan rumah Rio dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat Rio sedang melakukan hal yang sama yang pernah ia lakukan dulu kepada Ririn kepada perempuan lain. 

Saking terkejutnya, sampai ia tidak sengaja menjatuhkan sepeda yang sedari tadi dituntunnya. Rio dan Tasya terkejut akan suara benda jatuh tersebut dan menengok ke arah sumber bunyi tersebut. Betapa terkejutnya Rio ketika ia mengetahui siapa penyebab suara itu. 'Ririn... Kok dia bisa ada di situ. Jangan sampai dia salah paham lagi kepadaku.'

Rio yang melihat Ririn mulai menitikkan air matanya pun panik dan segera berlari mengejar Ririn.  Tapi sial nasib Rio, lima mobil sekaligus lewat depan rumahnya,  mau tidak mau ia harus kehilangan jejak Ririn yang menaiki sepeda.

Sesampainya ia di rumah ia langsung masuk kekamarnya dan menangis. Untuk perta kalinya, ia menyesali perbuatannya.

***

Keesokan harinya Ririn ke sekolah dengan mata yang cukup sembab.  Irfan yang melihat kondisi miris Ririn saat ini pun menjadi kasihan. Ia langsung berdiri dan menghampiri tempat duduk Rio.

Dengan tiba tiba ia langsung menarik ke dua kerah baju Rio. Yang di tarik kerah bajunya pun heran dengan kelakuan Irfan.

"Rio,  lo apain Ririn hah?"

Rio hanya dapat tersenyum pahit.  Ia sudah tidak perduli lagi dengan apa yang dilakukan Irfan kepadanya nanti.

"Jawab, Yo. Lo habis apain Ririn?"

Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban Irfan mencekik leher Rio dengan kuat sampai Rio hampir kehilangan nafasnya. Melihat itu Ririn pun langsung melerai mereka dan menarik Irfan ke belakang sekolahan.

Sesamparnya mereka di belakang sekolahan, Ririn dan Irfan pun langsung duduk di bangku taman tersebut. 

"Fan, kamu tadi apa apaan sih?"

"Aku tuh ngebelain kamu, Rin.  Aku gak terima kalau sahabat aku diginiin."

"Makasih, Fan. Tapi bukan begitu caranya."

Irfan pun mengangguk seraya  tersenyum memamdangi Ririn. Lama mereka sama sama terdiam hingga bel tanda dimulainya pelajaran pun berbunyi. Mereka pun tersadar dan langsung berdiri.

Saat mereka berdiri tiba tiba Ririn merasakan otot kakinya hilang kendali. Untungnya ada Irfan yang dengan sigap menolongnya. 

"Rin, kamu gak apa apa? Sini duduk dulu."

Sementara itu dari kejauhan ada Rio yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan dengan mata nanar.

'Aku pasrah Rin kalau kamu mau putus dari aku dan udah dapet pengganti aku. Tapi kenapa harus Irfan, Rin?'

***


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C18
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン