Sepanjang perjalanan pulang selesai terapi, Kenan hanya diam saja. Qia yang masih senang karena kehamilannya pun kini menatap ke arah Kenan. Kenan masih terdiam saja seraya fokus menyetir. "Apa kak Ken tidak senang, ya? Sedari tadi dia hanya diam saja. Dia benar-benar tidak menginginkan anaknya?" tanya Qia dalam hati
Ia kemudian menundukkan kepalanya dan menatap ke arah perutnya yang masih rata itu. Perlahan air mata mengalir dari ujung matanya. Suara isakan pun kini keluar dari bibir yang bergetar itu.
Kenan mengalihkan pandangannya ke arah sang istri yang bahunya kini bergetar dan suara isak tangis yang terdengar dari istrinya. Kenan pun menyalakan lampu sen dan menepikan mobilnya.