HAPPY READING…
Sementara Qia sedang bersedih di kantor, Kenan sedang merutuki kebodohannya yang lagi-lagi ia lakukan. Ia sendiri tidak habis pikir dengan dirinya yang tidak terkendali. Keinginannya untuk segera menikahi Qia supaya ia bisa bersama dengan Raka membuatnya takut Qia dengan pria lain. Namun, Kenan tidak memikirkan bahwa apa yang ia lakukan mungkin saja malah membuat Qia menjauh darinya.
Ia hanya berbicara sesuai apa yang ada dalam benaknya bahwa Qia tidak boleh bersama pria lain, tidak boleh menunjukkan kecantikannya pada orang lain. Ketakutan akan kehilangan Qia dan membuatnya tidak bisa kembali pada Raka menjadikannya begitu egosi.
Kenan membanting kayu yang sedang ia ukur. Marah dan merasa bersalah, itu yang saat ini Kenan rasakan. Ia benar-benar suda tidak bisa mengendalikan perasaan marahnya setiap kali Qia tertawa, tersenyum ataupun pergi bersama pria lain.