Di rumah dua tingkat itu, seorang pria sedang berdiri di balkon kamarnya. Ia menatap angin malam seraya menghembuskan asap nikotin dari bibir merah mudanya itu. Sudah waktunya makan malam, tetapi ia tidak turun sama sekali untuk bergabung makan malam bersama keluarganya. Ia masih menikmati hisapan rokoknya hingga handphonenya itu berdering. Dengan malas ia berjalan ke arah meja kecil yang ada di balkon itu, mematikan rokok yang sedang ia hisap ke dalam asbak yang ada di meja kecil itu.
Nama Tata terpampang di layar handphonenya dengan cepat ia pun mengangkat telponnya. "Ha ... "
"Kak Ken, tolong jemput Qia," potog Qia cepat sebelum Kenan menyelesaikan ucapannya.
Mendengar suara Qia yang bergetar membuat dirinya menjadai khawatir. "Dimana kamu, aku akan segera menjemputmu."
"Aku ada di panti kak," jawab Qia dengan sauara bergetar.
"Panti? Panti apa Qi?" tanya Kenan yang mulai gusar mendengar suara Qia yang semakin bergetar.
"Panti asuhan mutiara kasih," jawab Qia cepat.