"Dari mana?" Wiga menggelengkan kepalanya saat Sadewa berdiri di depan pintu utama dengan melipat kedua tangannya tidak melihat pada Wiga.
"Apa? Ini bukan urusan lo," jawab Wiga santai sekali, dia berjalan menjauh meninggalkan Sadewa dan mulai menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Gue berhak tahu, karena gue kakak lo," ucap Sadewa dengan tegas, langkah Wiga berhenti saat Sadewa menegaskan hubungan mereka. "Gue tuli," jawab Wiga sekenanya, Sadewa memutar bola matanya malas.
"Gue khawatir," ucap Sadewa membuat Wiga menghela nafasnya berat, matanya memutar sangat malas. "Lo pikir gue percaya?" Sadewa terkekeh mendengarnya.
"Gue tahu lo enggak perduli sama gue, makanya gue lebih menempatkan kepedulian gue terhadap lo. Tapi lo enggak mau tahu," Sekarang Wiga yang terkekeh padanya.