"Apa lo udah mulai mau berteman sama gue" tanya Vera dengan nada suara sangat senang dan dibuat-buat. "Iya, hanya berteman," jawab Devan membiarkan Vera duduk di samping kursinya di kantin.
"Apa yang lo maksudkan dengan teman itu boleh makan satu meja juga?" Devan menganggukan kepalanya tidak memikirkan hal lain. "Ya, bukankah teman enggak mengharapkan hal lebih dari temannya juga?" tanya Devan membaliknya dari Vera, yang ditanya menghela nafasnya berat. "Gue sayang sama lo," Devan memutar bola matanya malas.
"Jangan secara terang-terangan lo bilang suka ke gue, apa lo mau buat dady gue dikeluarkan lagi dari pekerjaannya?" Vera menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Maaf, mulut gue terlalu terbiasa," Devan menganggukan kepalanya tidak masalah.
"Lo masih punya banyak waktu untuk belajar dari mengikuti gue, ujian semester sebentar lagi. Apa lo mau IPK lo turun?" Vera menggelengkan kepalanya tegas sekali.