"Ra, lo berulah lagi?" Sadewa bertanya dengan mengelus keningnya sangat malas. "Apa? gue enggak ngapa-ngapain selain sekolah," Sadewa menghela nafasnya lelah, sebenarnya keduanya membuat perjanjian baik. Sayangnya Wiga kembali membuat masalah dan mengingkarinya.
"Lo melanggar janji yang lo buat sendiri," Wiga melirik Sadewa sebentar. "Jadi maksud lo tawuran di hari ke tiga lo masuk, itu juga dinamakan sekolah?" tanya Sadewa dengan wajah datar.
Wiga berhenti mengerjakan tugasnya saat Sadewa mulai membahas apa yang dia lakukan lagi. "Apa yang lo mau dari gue? gue nakal? dan lo akan adukan gue ke ayah begitu?" tanya Wiga membuang bolpoint padanya. "Ini hidup gue, selagi gue enggak merugikan lo, kenapa lo terus merasa dirugikan sedangkan gue enggak pernah cari masalah sama lo,"
"Lo yang bilang bakal nurut sama gue, lo juga setuju kalau lo enggak akan macam-macam cari masalah di sekolah baru lo," Wiga memutar bola matanya malas, dia menutup buku tugasnya dan memasukan aaal bukunya.
Hey, semua akan baik baik saja. Percayalah, said Aldi.