アプリをダウンロード
57.14% My Teacher is My Husband (MTiMH) / Chapter 4: Empat

章 4: Empat

Beberapa kali Na Ri menelponku untuk menanyakan keadaanku, dia khawatir padaku karena aku pulang tanpa bilang padanya. Setelah tahu aku di rumah dia lega dan sepulang sekolah akan mampir ke rumahku. Aku beruntung memiliki sahabat seperti Na Ri.

Aku duduk di atas ranjang dan bersandar pada bagian atas ranjang. Aku masih lemas jadi hanya bisa di ranjang. Kemudian ibu datang dan berkata bahwa Na Ri datang. Tampak dibelakang ibu, Na Ri masuk ke kamarku diikuti Hyun Jong dan Ji Tae. Aku tidak menyangka Hyun Jong dan Ji Tae juga datang menjengukku. Na Ri langsung memelukku, sedangkan Hyun Jong dan Ji Tae tersenyum melihatnya. Mereka membawakanku buah dan juga bunga. Aku berterima kasih karena mereka sudah datang menjengukku, ternyata teman-temanku peduli padaku. Setelah cukup lama ngobrol mereka pamit untuk pulang karena sudah malam. Mereka juga pamit pada ayah dan ibu sebelum pulang. Aku tidak bisa mengantar mereka ke depan namun ibu sudah mengantarkan mereka ke depan.

Setelah mereka pulang tak berselang lama Pak Shin datang. Aku takut Pak Shin bertemu mereka di depan semoga saja tidak. Dia membawakanku bubur dan buah-buahan. Aneh sekali mengapa Pak Shin sangat baik padaku. Dia bahkan menyuapiku meski aku menolak, aku tidak banyak protes karena belum memiliki cukup tenaga untuk berdebat dengannya. Dia begitu telaten dan sabar dengan sikapku yang cuek padanya. Setelah menyuapiku dia memberikan obatku.

"Apa bapak tadi bertemu teman-temanku di depan?" Tanyaku ragu

"Tidak, aku tidak bertemu mereka." Ujarnya

Aku merasa lega setelah mendengar jawabannya.

"Kamu sudah baikan?" Ujarnya

"Iya aku sudah lebih baik, terima kasih." Ujarku datar

"Sama-sama, dan panggil aku Oppa, Jun Young Oppa. Arasseo!" Ujarnya penuh penekanan.

"Wah daebak, tapi bagiku bapak itu Ahjussi. Mian." Ujarku tak kalah nyolot.

"Wah, bagaimana bisa aku jadi ahjussi? Aku tidak setua itu!" Ujarnya

Aku tersenyum lebar melihat ekspresinya yang begitu lucu. Aku tahu dia pasti tidak terima dengan perkataanku. Namun, dia tidak mencoba menjawabnya lebih jauh, dia hanya menampilkan wajah kesalnya saja. Kemudian ibu datang untuk memintanya ikut makan makan malam bersama. Lalu dia pergi meninggalkanku sendiri dan pergi bersama ibu meski dia terlihat terpaksa. Aku tahu itu untuk sopan santun jadi dia menuruti ibu.

Sepeninggalan ibu dan Jun Young aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju balkon. Meski udara dingin tapi aku suka menghabiskan malam di sini dengan menatap langit. Entah itu ada bintang ataupun tidak. Aku merapatkan sweterku karena udara semakin dingin tapi aku masih enggan untuk beranjak dari sini. Demamku sudah mulai turun dan pusingku sedikit berkurang aku berharap besok pagi sudah bisa berangkat sekolah. Aku tidak mau terlalu banyak ketinggalan pelajaran karena ini tahun terakhirku. Tiba-tiba ada seseorang menyelimutiku aku kira itu ibu namun lagi-lagi itu Jun Young. Dia sedikit ngomel padaku karena udara di luar sangat dingin tetapi aku malah keluar. Dia menyuruhku masuk namun aku masih ingin di sini menikmati malam. Karena aku terus menolak perintahnya akhirnya dia mengalah dan memilih untuk menemaniku. Dia tidak banyak bicara dan hanya diam di sampingku. Aku rasa dia sangat aneh, tiba-tiba saja datang ke sekolah dan tanpa permisi mulai memasuki hidupku. Aku berdiri di sini kira-kira sudah satu jam, dan sekarang aku hendak masuk karena sudah tidak tahan dingin. Namun kakiku kram, rasanya sakit sekali aku tidak sanggup berjalan. Melihatku kesakitan dia terlihat khawatir, tanpa banyak bicara dia menggendongku masuk ke kamar dan menurunkanku di tempat tidur. Aku hanya diam tidak bisa berkata-kata.

"Apa masih sakit?" Ujarnya

Aku mengangguk, kemudian dia memijat pelan kakiku agar kramku segera hilang. Lagi-lagi aku hanya diam karena perlakukannya padaku. Aku seperti kehilangan kesadaranku saat dia memperlakukanku seperti ini. Apa aku sudah gila, wah ini tidak benar. Akhirnya kramku mulai menghilang tapi tanpa sadar aku tertidur, karena efek obat sudah masuk dalam tubuhku. Dia membenarkan posisi tidurku dan menyelimutiku. Samar-samar aku mendengar dia berkata "Selamat malam." Sebelum keluar dari kamar.

Hari ini sepertinya aku belum bisa masuk sekolah karena demamku belum juga turun. Ibu dan ayahku semakin khawatir karena tak biasanya aku demam cukup lama. Sudah dua hari setengah aku demam sejak di sekolah waktu itu. Kemudian orang tuaku memutuskan untuk membawaku ke rumah sakit lagi dan dokter menyarankan agar aku di rawat inap. Itu kabar buruk bagiku, aku tidak menyukai rumah sakit tapi ini malah harus rawat inap. Bagaimana lagi aku ingin cepat sembuh. Selama aku tidak masuk Hyun Jong sering menghubungiku begitu juga dengan Na Ri, di tambah Pak Shin yang setiap hari ke rumah sakit. Aku di temani ibuku saja saat ini karena ayah harus ke kantor, aku bosan harus tiduran terus seperti ini. Untuk mengusir kejenuhanku aku membaca beberapa novel yang baru aku beli secara online dua hari yang lalu.

"Nana sayang kamu harus istirahat ini sudah malam, jangan membaca novel terus!" Ujar Ibu

"Sebentar lagi eomma, sedikit lagi selesai." Ujarku

Ibuku hanya menggelengkan kepala, dia tahu putrinya itu keras kepala. Tiba-tiba suara pintu terbuka, sepertinya ayahku yang datang namun aku juga mendengar suara Pak Shin. Ibuku bercerita pada ayah dan Jun Young bahwa aku harus banyak istirahat namun aku tidak mau menuruti ibu. Ayahku juga sangat tahu putrinya keras kepala jadi ayah juga tidak melakukan apapun selain menggelengkan kepala. Tiba-tiba seseorang mengambil paksa novel yang aku baca, aku mendengus kesal.

"Hei kembalikan!" Ujarku meski dengan suara yang masih lemah.

"Kamu harus tidur sekarang juga! Kalau tidak aku akan mengambil semua novelmu. Kamu harus banyak istirahat, apa kamu tidak sadar kamu masih sakit?" Ujarnya dengan nada memerintah.

Aku sangat kesal padanya, dia selalu mencari gara-gara padaku. Karena ancamannya aku pun menuruti perkataannya karena aku sayang pada novelku. Dengan terpaksa aku tidur dan memunggunyinya, aku tidak mau melihat wajahnya itu membuatku semakin marah.

"Akhirnya ada juga yang bisa menaklukKan putriku, dia tidak pernah kalah sebelumnya." Ujar Ayah

Ayah, ibu, dan Jun Young sepertinya tertawa puas. Baru kali ini ada yang berhasil mengalahkanku dalam hal keras kepala, biasanya orang tuaku yang selalu mengalah. Setelah aku tidur orang tuaku ternyata pulang, jadi tinggallah aku dengan makhluk menyebalkan ini. Aku baru menyadarinya waktu tengah malam, aku memanggil ayah dan ibu namun tidak ada sahutan. Yang ada aku melihat si menyebalkan ini tertidur di kursi di samping ranjangku. Aku berusaha bangun karena aku ingin ke kamar mandi, aku mengambil selang infusku dan hendak turun dari tempat tidur. Namun aku tak sengaja membangunkannya, dia bertanya padaku apa yang ingin aku lakukan. Aku menjawab ingin ke kamar mandi, dia langsung berdiri dan membantuku.

"Tidak usah aku bisa sendiri!" Ujarku ketus karena masih marah padanya.

Namun bukan dia kalau begitu saja menurutiku, dia tetap membantuku meski aku menolaknya. Sampai di depan kamar mandi dia baru membiarkanku sendiri, tidak mungkin dia ikut masuk kan. Setelah itu dia kembali membantuku berjalan ke tempat tidur. Sekarang aku sudah tidak demam namun pusing dan lemasku masih terasa. Aku mencoba kembali tidur namun tidak bisa.

"Orang tuaku dimana, kenapa kamu yang disini?" Ujarku

"Orang tuamu pulang, mereka pasti lelah jadi aku meminta mereka pulang." Ujarnya

"Lalu kenapa kamu tidak pulang saja? Kamu kan hanyalah guruku? Aku baik-baik saja di sini sendiri." Ujarku

Ya aku mulai sedikit akrab dengannya dan tidak memanggilnya dengan namanya.

"Kenapa, kamu tidak suka aku di sini?" Ujarnya

"Iya." Ujarku

"Tapi aku suka menemanimu, sekarang tidurlah jangan banyak tanya." Ujarnya

Aku tidak berniat melanjutkan perdebatanku dengannya dan memilih untuk mencoba tidur kembali. Sebenarnya aku masih belum bisa tidur lagi tapi aku tetap memejamkan mataku. Aku merasakan dia membenarkan selimutku. Sebenarnya dia itu kenapa baik padaku tetapi dia juga sangat menyebalkan, apa maunya sebenarnya. Aku bingung dengannya.

Pagi harinya waktu aku terbangun dia sudah tidak ada di sebelahku, mungkin sudah pulang karena harus ke sekolah. Namun, sebagai gantinya ayah dan ibuku sudah berada di sini. Namun tak lama ayah juga pergi ke kantor, sebelum pergi ayah mencium dan memelukku. Kini tinggallah aku dan ibu. Ibu membantuku membersihkan diri dan mengganti bajuku kemudian dokter datang untuk memeriksaku. Dokter bilang besok aku sudah bisa pulang, lega rasanya. Setelah dokter pergi ibu menyuapiku lalu memberikanku obat. Hari ini aku merasa lebih sehat, karena bosen di kamar aku meminta ibu menemaniku jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Sebelum keluar ibu memakaikan mantel dan syal untukku, karena diluar sangat dingin berbeda dengan ruangan ini yang ada penghangatnya.

Kami berjalan-jalan di koridor rumah sakit saja karena diluar saljunya sangat tebal. Setelah berjalan-jalan kami kembali ke ruangan karena udara semakin dingin. Sesampainya di kamar aku merasa mengantuk dan tertidur, ibuku menyelimutiku dengan penuh kasih sayang. Aku tertidur cukup lama bahkan melewatkan makan siang, ibu tidak mau membangunkanku.

"Nana masih tidur nak, sepertinya dia kelelahan tadi habis jalan-jalan sebentar." Ujar Bunda

Pak Shin mengangguk. Aku bangun ketika hari sudah menjelang malam. Aku haus namun tidak ada orang di sini, aku bangun hendak mengambil minuman di meja dekat sofa. Tiba-tiba seseorang membuka pintu.

"Kamu butuh apa?" Ujarnya

"Aku haus." Ujarku

Dia segera mengambilkanku segelas air dan meminumkannya padaku.

"Gomawo." Ujarku

Dia tersenyum, kemudian duduk di kursi sebelahku dan mengambil makananku. Dia mau menyuapiku namun aku bilang aku bisa makan sendiri jadi dia menyerahkan piringnya padaku. Aku menyuapkan makanan ke mulutku, tiba-tiba aku berhenti karena kaget. Dia mengusap bibirku dengan jarinya, aku sangat terkejut. Setelah berhasil mengembalikan kesadaranku aku melanjutkan makanku. Lalu setelah makan aku meminum obat, dan bersandar ke dinding.

"Apa orang tuaku pulang lagi?" Tanyaku

"Iya." Ujarnya

Suasana sangat hening karena baik aku maupun dia tidak akan yang memulai percakapan. Kemudian aku meminta novelku kembali karena kau ingin membacanya. Dia mengembalikannya padaku tanpa banyak bicara. Aku mulai membaca novelku dengan fokus, tiba-tiba saja fokusku hilang ketika Hyun Jong menelponku. Aku cukup lama berbicara dengan Hyun Jong, sambil sesekali melirik Pak Shin. Aku tidak peduli apa yang dia pikirkan, dan menikmati percakapanku dengan Hyun Jong. Setelah selesai Pak Shin bertanya padaku.

"Siapa?" Ujarnya

"Bukan urusan anda Pak Shin." Jawabku

"Dia namjachingumu?" Ujarnya lagi

"Kalau iya kenapa?" Ujarku

Lalu dia tidak bertanya lagi padaku. Aku kembali membaca novel dan sesekali membalas membalas pesan dari Na Ri dan Hyun Jong. Aku sampai lupa waktu karena terlalu asyik, hingga pukul 22.00. Tiba-tiba si menyebalkan itu mengambil ponsel dan novelku. Tentu saja aku marah, dia menyuruhku tidur. Dia selalu bisa membuatku marah, dasar menyebalkan. Lagi-lagi aku kalah darinya dan tidur.

Keesokan harinya orang tuaku datang menjemputku. Setelah dokter memeriksaku kami pulang, aku sudah rindu kamarku. Lagi-lagi dia ikut pulang bersama kami. Apa dia nggak punya kerjaan, pikirku. Setahuku ini masih hari kerja, apa dia tidak mengajar. Entahlah aku tidak peduli padanya. Akhirnya setelah mengantar kami pulang dia pulang, setidaknya hari ini aku tidak melihat wajahnya yang menyebalkan itu. Aku menuju kamarku dan menikmati kepulanganku hari ini, karena besok aku akan berangkat sekolah.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C4
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン