=Ami POV=
"Ehmm akan ku pertimbangkan. Tapi kalaupun itu akan kami lakukan, tidak akan sesegera mungkin. Karena seperti yang kukatakan tadi. Berurutan agar merata dan adil."
Aku menoleh Sam. Ia mengangguk pelan. "Baiklah, kami setuju," ujarku dengan sangat yakin.
"Begitukah?"
"Hah?" aku dan Sam bingung dengan pertanyaannya yang seolah meragukan. "Gimana, Pak?"
Pak Aksa tertawa. Dia menuang minuman dan meneggaknya beberapa kali tegukan. Aku hanya menahan diri untuk menggidik. Hanya dengan melihat warna merah dari minuman itu, aku sudah merasa mabuk, padahal sebelumnya aku tidak merasakan apapun pada minuman itu.
"Kalian harus memenuhi persyaratan yang sudah kuajukan tadi," celetuk pria itu lagi setelah habis menenggak satu gelas kecil minuman merahnya.