Senggolan di tulang rusuknya membuat Randy tersadar dari lamunannya. Secara otomatis bibirnya mengeluarkan suara ringisan kesakitan dan tangannya mengelus - elus tulang rusuknya. Ia mengalihkan pandangan matanya dari Chloe dan melihat Lisa dan Oscar secara bergantian.
"Ha… hahaha.." Balas Randy canggung, "Bukan seperti itu. Ini semua bukan seperti apa yang anda pikirkan. Bu Chloe bos yang baik se Jakarta? Bukan, bukan! Menurut saya pribadi, menjadi asisten pribadi Pak Oscar akan jauh lebih baik daripada menjadi asisten pribadi Bu Chloe!"
Entah apa yang merasuki tubuh Randy sampai membuatnya untuk berani mengatakan itu di depan Chloe. Baru saja ucapannya itu selesai keluar dari bibirnya, Randy merasa seperti melihat kilatan putih di dalam kelopak matanya.
Di detik itu juga, Randy tahu kalau waktunya sudah dekat.
Tapi semuanya sudah terlanjur terjadi. Tidak ada yang bisa Randy lakukan selain menunggu konsekuensi apa yang akan ia alami selanjutnya.