"Persetan! Aku tidak peduli kalau pun dia tidak keluar dari sana hidup-hidup! Semuanya salah kalian!" seru Michelle yang langsung memutar wajah ke arah lain, menyilangkan tangan di depan dada, dengan earphone masih terpasang di telinganya.
"Dia tsundere sekali," bisik Jack sangat lirih, hampir tidak terdengar kalau saja jaraknya dengan Casey lebih jauh beberapa senti.
"Jangan dekat-dekat denganku, mulutmu bau." Casey segera menggeser tubuhnya menjauh. Tanpa penekanan pada setiap perkataannya tetapi cukup berhasil membuat si anak Presiden sakit hati.
"Kejam sekali~"
Casey tak menggubris dan lebih fokus memasang telinga. Barangkali dia mendengar sesuatu yang tidak terduga, bahaya misalnya. Sementara Jack -meskipun tengah cemberut- tetapi dia juga kembali fokus pada tugasnya. Memandu si pemuda tinggi di dalam rumah agar memasang alat pengintai pada tempat yang pas.
"Kau masih di sana kan? Tidak tertangkap?"
[Kau berharap aku tertangkap huh? Bedebah sialan]
Mohon maaf untuk pembaca yang belum mendapatkan pembaruan pada Chapter sebelumnya, harap hapus cerita ini dari collection dan tambahkan lagi untuk memperbarui keseluruhan cerita.
Dan, saya juga meminta maaf karena terlalu mengabaikan cerita ini beberapa hari terakhir. Saya berusaha untuk benar-benar menata ulang jalan cerita agar lebih bagus dan tidak keluar dari alur (lagi).
Nantikan selalu karena nantinya saya akan usahakan cerita ini untuk update, setidaknya tiap seminggu sekali.
THANKS!!
— 次の章はもうすぐ掲載する — レビューを書く