Arini masih nampak sedih sekali gara-gara kemarin. Dia masih keingetan dengan pertemuannya sama mertuanya itu. Hati wanita mana yang bisa kuat pada posisi Arini saat ini. Dia yang merasa ingin diakui oleh mertuanya malah mendapatkan kenyataan yang pahit. Dirinya hanya ingin mendapatkan pengakuan saja dari mertuanya itu. Kalau dirinya sudah diakui pasti Arkana juga akan diakui.
"Hiksss.hiksss."Arini menangis di tepi kasur. Setibanya di rumah, Arini langsung meluapkan rasa sedihnya di dalam kamar sendirian.
"Sayang."Panji mendekati Arini yang sudah duduk di tepi kasur sambil berlinangan air mata.
"Pasti kamu kepikiran masalah tadi. Udahlah sayang, jangan dimasukin ke hati. Nanti pasti mereka akan luluh dan nerima kita juga."Panji tidak kuat bila melihat Arini menangis. Rasanya dia juga ikut merasakan kesedihan yang dialami Arini itu.