"Otakku serasa pecah hari ini. Bagaimana bisa aku menyelesaikan masalah serumit ini."Panji mengacak-acak rambutnya sendiri saat bekerja di kantor. Kebetulan hari ini pekerjaannya tidak sebanyak hari-hari kemarin. Kini dia duduk sendirian di kursi kerjanya.
Setiap kali Panji sedang istirahat. Pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan nasib dua orang perempuan yaitu Alena dan Arini. Seperti sekarang ini, dia baru saja menikmati waktunya tanpa meeting sambil duduk di kursi. Tiba-tiba dia teringat dengan Arini.