Arini berjalan tanpa arah sekarang. Air mata beningnuya juga ikut berjatuhan mengiringi setiap langkahnya menjauhi rumah ayahnya itu. Kini dadanya sesak sekali hingga membuatnya sulit bernafas. Dia tentu tidak lupa sama perlakuan keluarga ayahnya yang begitu kasar. Yang dia pinta hanyalah ingin bertemu ayahnya sekalian meminta pinjaman itupun kalau mau kalu tidak mau ya dia tidak akan maksa. Tapi sayang bukannya mendapatkan uluran tangan malahan perlakuan kasar yang justru dia terima.
Badannya yang terasa dingin sekali harus dia tahan. Banyak orang yang melihatnya basah kuyup dengan tatapan kasihan. Padahal tidak ada hujan saat itu. Perut buncitnya terlihat sempurna akibat guyuran air Alena tadi.
Duooor duorrr