"Aku dan kamu sangat beruntung, Alif. Kita dipertemukan dengan seseorang yang baik seperti Hamzah. Aku baru menyadari ketulusannya sekarang. Dia begitu banyak berkorban untuk kita. Dan aku tak akan pernah melupakan semua kerja kerasnya itu." aku mengelus nisan Alif, "pantas saja kamu memintaku untuk menikah dengan Hamzah. Kamu ingin agar dia merasa bahagia atas semua penderitaan yang ia hadapi selama hidup. Ternyata..., rencanamu itu begitu indah. Hanya saja dulu aku tak memahami semuanya."
Karena terburu waktu, aku tak bisa berlama-lama lagi di sini.
Sebenarnya masih rindu, namun aku simpan saja agar bisa dikeluhkan nanti pada doa yang aku panjatkan pada Allah.
Ada harapan yang terbendung di sana.
Semoga, kamu selalu bahagia dan jangan pernah lupakan aku, ya!
Setelah membaca Yasin dan menaburi bunga di atas pemakaman Alif, aku kembali ke pak Anwar lalu masuk ke dalam mobil.
"Pak, maaf lama ya."
Terima kasih atas cinta dan kesetiaan yang telah teman-teman beri untuk ikut menjalani romansa kehidupan Alif, Reine dan Hamzah ini. Terima kasih pula bagi teman yang telah memberi penghargaan lebih kepada saya melalui cerita ini. Semoga teman-teman semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.