Hyun menghela nafas berat kemudian tersenyum kepada Baekhyun. Baekhyun tidak menampakkan ekspresi yang lebih. Hyun mendengus melihat Baekhyun tidak menanggapinya
"Apa kau tahu apa yang aku pikirkan?"
"Tidak. Aku tidak selamanya bisa membaca pikiran. Untuk seperti aku, ada batasannya dalam membaca pikiran"
"Seperti kau?"
"Anggaplah saja kau bakatnya bernyanyi tetapi kau diminta untuk menari. Walau bisa tetapi ada batasan dalam hal itu. Aku tahu sebagai seorang idol, kau dituntut untuk bisa dalam segala hal tetapi ingatlah semua itu ada batasannya. Mungkin bisa dibilang seperti itu"
Hyun tiba-tiba menghela nafas panjang. Hyun memikirkan bagaimana dirinya menjadi seorang idol. Hyun memang tergolong singkat menjadi traine sebelum debutnya. Terkadang Hyun merasa tidak enak dengan saudara-saudaranya yang lain yang lama menjalani masa traine
"Kau benar. Selamanya akan ada batasan untuk semua yang dilakukan. Tidak selamanya kita harus bisa dalam segala hal. Di depan kamera aku bisa saja menunjukkan kesempuraan namun di belakang itu aku ingin menjadi diriku sendiri"
"Hanya diri sendiri yang mengenal bagaimana diri ini. Ada kalanya kita tidak harus menjadi apa yang orang-orang inginkan. Menjadi diri kita apa adanya adalah yang terbaik tanpa menyakiti diri sendiri"
Walau Baekhyun tidak menghadap Hyun, Hyun bisa melihat ekspresi Baekhyun saat itu. Hyun sempat melihat ekspresi sedih dari wajah Baekhyun. Ingin bertanya namun tidak enak hati. Hyun sepertinya harus menyimpan itu untuk lain waktu. Bukan saatnya Hyun untuk terlalu ikut campur apalagi mereka baru saja saling mengenal
"Berbincang denganmu dan duduk denganmu dalam jarak sedekat ini membuat aku mengerti sesuatu"
Baekhyun menoleh menatap Hyun. Baekhyun tidak mengerti dengan maksud Hyun. Hyun berdiri mengulurkan tangannya kepada Baekhyun membuat pemuda itu mengernyit heran. Hyun memberi isyarat kepada Baekhyun untuk menerima uluran tangannya. Baekhyun menerima uluran tangan Hyun dan berdiri menatap Hyun
"Aku mengerti kenapa agensi dan keluargaku memintaku untuk datang ke rumah ini. Mereka mengirimku ke rumah ini bukan hanya untuk mendapat perlindungan tetapi untuk menjalani hidup sebagai mestinya"
Baekhyun diam menunggu Hyun melanjutkan ucapannya. Baekhyun hanya ingin menjadi pendengar untuk Hyun
"Aku mendapat sesuatu yang baru di rumah ini yang mungkin tidak bisa aku dapatkan sebelumnya. Selama aku menjadi idol, aku seperti berada dalam sebuah perbatasan yang kedua sisinya bertolak belakang" Hyun nampak menghela nafas berat menghentikan ucapannya
"Di depan publik, aku itu sempurna. Terlihat bahagia bersama member yang lainnya. Begitu mencintai fansnya. Saking mencintai fansnya, aku berusaha untuk tidak menunjukkan kesedihan di depan mereka. Aku tetap tersenyum bahagia berusaha untuk tegar"
"Di belakang itu, mereka bukan lagi member tetapi mereka sepenuhnya adalah saudaraku. Di dalam tubuh ini mengalir darah yang sama. Tidak jauh berbeda di depan panggung, aku tetap orang yang sama saat bersamaku saudaraku. Aku tetap jahil dan suka mengusili. Yang berbeda, aku tidak bisa menyembunyikan apapun di depan saudaraku. Jika aku akan menunjukkan jika aku marah, kecewa, sedih"
Hyun nampak tersenyum dan mengalihkan pandangannya menatap Baekhyun. Baekhyun ikut tersenyum melihat itu. Hyun merasa lega sekarang. Semua beban seakan terangkat dari bahunya. Hyun sungguh bersyukur dirinya bertemu dengan Baekhyun
Suho tersenyum melihat interaksi dua Baekhyun itu. Suho merasa lega, karena satu persatu saudaranya sudah mulai terbiasa dengan situasi yang baru ini. Suho berharap tidak akan ada masalah ke depannya agar mereka bisa tinggal berdampingan walau hanya sementara
Suho sebenarnya tidak tahu sampai kapan mereka akan tinggal di rumah itu. Suho dan saudaranya yang lain hanya diminta untuk tinggal di rumah itu sampai semuanya selesai. Entah selesai dalam hal apa
"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Suho menoleh menemukan Junmyeon berjalan ke arahnya
"Ah. Kau melihat mereka rupanya" Junnyeon mengerti saat mengikuti arah pandang Suho yang mengarah pada dua Baekhyun yang sedang bercanda tawa dan saling menjahili
"Kau tenang saja, awalnya memang saudaraku agak menyeramkan namun lama kelamaan mereka akan melunak. Kami dilatih keras terhadap dunia luar jadi seperti itulah kami saat ada yang masuk area kami, kami akan menunjukkan aura yang tidak mengenakkan. Karena kalian tidak bermaksud jahat jadi saudaraku yang lain lebih cepat beradaptasi dari yang kuduga. Bahkan ini hanya terhitung jam" Junmyeon tersenyum menatap Suho. Sebuah senyuman tulus terpatri di wajah tampan Kim Junmyeon
"Hyung" Junmyeon menoleh mendengar namanya dipanggil. Junmyeon menemukan Chanyeol dan Jongdae sedikit berlari ke arahnya. Mereka berdua nampaknya sedang terburu-buru
"Hyung. Minseok hyung dan Lay ge mencari hyung"
"Mencariku? Ada apa?"
"Katanya ada yang ingin dibicarakan. Mereka meminta kami untuk mengumpulkan yang lainnya juga"
"Yang lain sudah ada di ruang pertemuan. Hanya menunggu hyung dan Baekhyun"
Junmyeon melihat jam yang terpasang di pergelangan tangan kirinya. Benar saja, kode hijau menyala yang berarti panggilan
"Baiklah. Kau Chanyeol ikut aku dan kau Jongdae panggil Baekhyun. Anak itu sepertinya terlalu asyik bermain hingga tidak mendengar kode itu"
Junmyeon dan Chanyeol segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Jongdae disana. Jongdae hendak menghampiri Baekhyun namun Suho mencegatnya. Jongdae menoleh dan menatap Suho. Jongdae tidak menyadari akan keberadaan Suho disana karena fokusnya hanya pada Junmyeon dan Baekhyun tadi
"Apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Hyung tenang saja. Semuanya masih dalam kendali. Kami hanya ingin membicarakan sesuatu"
"Baguslah. Walau kkalian bertugas melindungi kami, aku harap kalian lebih memperhatikan keselamatan kalian"
"Hyung tidak perlu mengkhawatirkan hal seperti itu. Kami tahu apa yang harus kami lakukan"
Jongdae segera menghampiri Baekhyun yang sedang bercengkrama dengan Hyun. Jongdae menepuk pundak Baekhyun membuat Baekhyun menoleh
"Kode hijau" Dua kata yang keluar dari mulut Jongdae membuat Baekhyun mengerti. Baekhyun mengangguk dan berdiri membuat Hyun mengernyit menatap Baekhyun
"Aku ada urusan" Hyun mengangguk mengerti mendengar ucapan Baekhyun. Hyun memandang punggung Jongdae dan Baekhyun yang menjauh
Baekhyun tak sengaja bersitatap dengan Suho yang masih berdiri di tempat yang sama tengah memandang ke arahnya. Baekhyun menghentikan langkahnya membuat Jongdae juga menghentikan langkahnya. Baekhyun mendekati Suho dan membisikkan sesuatu. Jongdae yang melihat itu mendengus sebal. Jongdae segera menarik Baekhyun sebelum pemuda itu banyak bicara
"Apa yang dikatakan Baekhyun, hyung?" Suho menoleh menemukan Hyun tengah berjalan ke arahnya. Suho tersenyum dan merangkul Hyun masuk ke dalam rumah
"Kau tidak perlu tahu"
"Hyung menyebalkan"
Suho terkekeh melihat ekspresi cemberut Hyun. Hyun melepas rangkulan Suho dan berjalan mendahului Suho. Suho hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahnya
"DO" Hyun berteriak kegirangan melihat Do yang sepertinya baru keluar dari kamarnya
"Kau ingin membuatku tuli dengan berteriak seperti itu"
"Aku hanya merindukanmu. Kau darimana saja? Aku tidak menemukanmu dimanapun. Aku mengira kau pergi dari rumah ini"
"Kau terlalu berlebihan. Aku hanya dari bawah mengobrol dengan Kyungsoo dan saudaranya"
"Benarkah? Berarti mereka memang tidak menyeramkan. Karena jika kau sudah bisa mengobrol santai dengan Kyungsoo berarti yang lainnya juga pasti seperti itu. Kyungsoo itu sama sepertimu, menyeramkan. Jika diberi rate mungkin kau sedikit di bawah Kyungsoo"
"Terserah"
"Do"
"Hm"
"Dengarkan aku"
"Aku sudah mendengarmu" Do memutar bola matanya malas melihat tingkah Hyun. Do sudah sedari tadi berdiri mendengar ucapan Hyun dan Hyun masih mengatakan itu. Do tidak habis pikir dengan Hyun. Do berdiri bersedekap dada memandang Hyun menunggu apa yang ingin dikatakan Hyun selanjutnya
"Aku sedikit bosan di rumah ini. Segala sesuatu di rumah ini memang ada tetapi tetap saja aku butuh keluar rumah"
"Kau hanya ingin mengatakan itu kepadaku? Lagipula jika kau memang bosan, sana keluar"
"Kau tidak mengerti. Aku itu mengajakmu keluar bersama. Sungguh tidak menyenangkan jika aku harus keluar sendiri"
"Biasanya juga kau keluar sendiri"
"Ayolah. Aku hanya ingin keluar bersamamu" Hyun merengek layaknya anak kecil kepada Do. Do yang melihat itu tidak habis pikir dengan saudaranya itu
"Kenapa harus aku? Kau bisa meminta yang lain untuk menemanimu...Tunggu...Kau mengajakku keluar pasti ada sesuatu bukan? Aku ingat saat itu kau juga merengek seperti ini"
Hyun cengengesan membuat Do memutar bola matanya malas. Do seharusnya menduga itu. Hyun memaksanya untuk keluar karena Hyun ada maunya
"Baiklah. Aku bersiap-siap dulu"
Hyun tersenyum senang. Do masuk masuk kembali ke dalam kamarnya dan Hyun juga segera ke kamarnya untuk bersiap-siap.
Do yang sudah siap sedang menunggu Hyun di ruang tamu lantai bawah. Do memilih untuk membuka ponselnya sembari menunggu Baekhyun. Do tidaklah seperti saudaranya yang lain yang bermain sosial media. Walau seperti itu Do bukanlah orang yang kurang update. Do juga memiliki akun sosial media dan tak banyak yang tahu akan hal itu. Bahkan para fans sendiri tidak tahu. Do hanya menggunakan sosial medianya untuk mengecek perusahaannya. Tidak seperti saudaranya yang memiliki dua akun sosial media, Do hanya memiliki satu akun dan itu benar-benar privasi karena Do membuatnya tidak untuk bermain main
"Apa yang kau lakukan?"
Do mendongak menemukan Kyungsoo mengambil tempat dan duduk di sampingnya. Do hanya menatap Kyungsoo sekilas dan kembali fokus ke ponselnya. Kyungsoo merengut kesal melihat Do mencuekinya. Kyungsoo melirik ponsel Do karena merasa penasaran dengan apa yang dilihat Do hingga tidak memperdulikannya sama sekali
"Eoh, kau masih bekerja? Aku mengira kau sedang diliburkan sebagai idol dan juga sebagai CEO perusahaan"
"Aku memang diliburkan hanya saja aku sedang mengecek semuanya termasuk laporan yang masuk. Kau sendiri tidak bekerja?"
"Aku sedang diliburkan sebagai CEO dan sedang bertugas sebagai agent. Jadi jika salah satunya sedang diliburkan maka pekerjaan yang satunya aku kerjakan. Begitulah" Do mengangguk paham menanggapi ucapan Kyungsoo
"I am coming" Hyun muncul dengan pakaian kasualnya dan jangan lupakan topi dan maskernya
Kyungsoo menelitik penampilan Hyun dari atas sampai bawah. Hyun melihat itu ikut memperhatikan penampilannya
"Apa ada yang salah dengan penampilanku?"
"Tidak ada. Apa kalian ingin keluar?"
"Hm. Hyun yang mengajakku"
"Kalau begitu berhati-hatilah. Hubungi aku kalau ada masalah"
"Masalah? Masalah apa?"
"Entahlah. Tidak akan ada yang tahu apa yang terjadi ke depannya"
"Aku akan mengingatnya. Kalau begitu aku dan Do pergi dulu"
Kyungsoo mengangguk kecil menanggapinya. Selepas Do dan Hyun pergi, Sehun, Jongin dan Yixing datang menghampiri Kyungsoo dengan pakaian kasual mereka. Mereka memang nampak biasa saja namun tak ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka rencanakan
"Kita berangkat sekarang" Yixing memberi perintah membuat Jongin, Kyungsoo dan Sehun mengangguk menyetujuinya
Sebuah mobil hitam berhenti di depan sebuah pusat perbelanjaan. Dua orang pemuda turun dari dalam mobil yang tak lain dan tak bukan adalah Do dan Hyun. Keduanya mengenakan topi dan juga masker membuat orang-orang di sekitarnya cukup sulit untuk mengenalinya
"Untuk apa kita kemari? Kau ingin berbelanja?
"Kau juga akan tahu nantinya. Ayo"
Do mengikuti Hyun dari belakang. Do mengernyit heran saat Hyun membawanya masuk ke sebuah tempat makan. Baekhyun mengambil tempat duduk yang dekat dengan meja pemesanan
"Kau ingin makan?"
"Tidak. Aku ingin bertemu seseorang. Katanya dia hampir sampai"
Hyun memainkan ponselnya membuat Do terabaikan. Do mendengus dan mengedarkan pandangannya. Do tak sengaja bersitatap dengan seseorang yang duduk tak jauh dari tempat mereka
Entah hanya perasaannya atau memang orang itu terus menatapnya. Mungkinkah orang itu mengenalinya. Tetapi sepertinya tidak
Seorang laki-laki tak sengaja tersandung dan menumpahkan minuman ke meja tempat Do dan Hyun membuat baju Do sedikit terkena tumpahan minuman itu. Do dan Hyun mendongak menatap orang itu. Merasa bersalah orang itu menunduk dan minta maaf
"Maafkan aku. Aku tidak sengaja. Kakiku tersandung sesuatu"
"Tidak masalah. Aku bisa membersihkannya"
"Sekali lagi, maafkan aku"
"Ini benar tidak apa-apa"
"Kau tidak perlu merasa bersalah. Ini juga bukanlah kesengajaan" Do mengangguk membenarkan ucapan Hyun Setelah meyakinkan orang itu dan Do minfa izin ke toilet sebentar kepada Hyun untuk membersihkan bajunya
"Jangan terlalu lama"
"Untuk apa aku berlama-lama di toilet? Memangnya aku mau mandi?"
"Siapa tahu saja" Do mendengus mendengar ucapan Hyun. Do segera ke toilet sebelum Hyun banyak bicara dan membuatnya semakin kesal. Hyun tertawa melihat ekspresi Do. Sebuah hiburan tersendiri bagi Hyun
untuk membuat kesal Do. Walau seperti itu Hyun begitu menyayangi Do
Hyun mengedarkan pandangannya dan melirik jam di pergelangan tangannya
"Katanya hampir sampai tapi kenapa dia begitu lama. Seharusnya dia tahu aku itu orang sibuk. Bisa-bisanya dia membuatku menunggu"
Seseorang tiba-tiba saja menepuk pundak Hyun membuat Hyun menoleh. Hyun menatap datar orang itu, orang yang telah membuatnya menunggu
"Kau marah padaku?"
"Menurutmu?"
"Aku hanya terlambat 15 menit"
"15 menit itu berharga. Kau tahu betapa susahnya aku membujuknya untuk keluar?"
"Maaf. Kau tidak perlu semarah itu. Terus dia dimana? Aku tidak melihatnya"
"Ke toilet. Kau terlalu lama"
"Aku sudah minta maaf. Jalanan tadi macet karena ada kecelakaan. Kau tahu sendiri jarak dari rumah sakit ke sini itu cukup jauh"
"Ya ya ya terserah. Kenapa kau memintaku datang bersama Do?"
Orang itu mengedarkan pandangannya ingin memastikan sesuatu. Orang itu sedikit terkejut menemukan seseorang yang tak asing baginya sedang berkutat dengan ponselnya
"Hei...kau tidak mendengarkanku?" Lambaian tangan Hyun di depan wajahnya membuat lamunannya terbuyarkan. Orang itu terlalu fokus dengan orang yang duduk di meja belakang Hyun
"Ah, maaf. Aku hanya merasa tak asing dengan orang yang duduk di belakangmu atau mungkin aku salah"
Hyun mengalihkan pandangannya dan memandang orang itu
"Benarkah? Aku merasa sedari aku masuk kemari dia memperhatikan setiap apa yang kulakukan dengan Do"
"Aku tidak tahu dia mengenalimu atau tidak tetapi kau harus berhati-hati"
"Eoh kau benar, kita tidak tahu niat seseorang yang sebenarnya"
Do baru saja keluar dari toilet dan tiba-tiba ada yang menariknya menjauh. Do tidak tahu siapa mereka karena mereka membelakanginya dan terlebih pakaian mereka begitu tertutup. Tetapi terlihat dari postur tubuhnya, Do merasa tak asing
"Kalian..."