"Gadis pembawa parjanjian, sang putri esok!!! HAAAAIIIIII!!!"
Keenam petarung termasuk Anna hanya bisa terpaku melihat gadis bermata hitam itu menyapa dengan ceria. Terlebih sang iblis di samping gadis itu yang terlihat begitu kuat dengan tubuh cungkring gelapnya, namun begitu patuhnya pada sang gadis bermata hitam.
Udara mencekam begitu lekat memenuhi seluruh ruang luas di tengah tanah berpasir ditempat itu. Hingga untuk menggerakan satu otot pun para petarung harus melampaui teror keberadaan kedua sosok itu terlebih dahulu.
"Ooooooh~ oh! Ibu, AaaaKKkkuUU~ meliiiihAATtt SeeeeOORAaangg TemmAnnn LaMMma!~
BbbbOOOllehhhkaHH, Aaaku meeEEnyapAAnyaaAAaaAAAA?~ HaAAHA'!!"
Gerakan leher dan wajah yang aneh dari sang iblis diiringi deritan suaranya yang khas, meninggalkan perasaan teriris di telinga para peratung.
DUP dup!! DUP dup!!