Sudah sejak siang hingga larut malam, Lingga, Saksana, dan Abdul menunggu kedatangan Saga Winata di tempat yang telah mereka janjikan untuk saling bertemu. Yaitu di desa Babakan. Mereka sedang mampir di rumah makan dengan tempatnya yang tidak terlalu terbuka. Sebenarnya ini lebih layak disebut tempat hiburan malam. Sebab memang yang dijual di tempat ini adalah minuman-minuman memabukkan. Beberapa meja sengaja diberi pola semacam papan permainan untuk berjudi. Perempuan penghibur pun dipersiapkan untuk menyambut tamu-tamu yang datang.
Meski tempatnya tertutup, setiap malam tempat itu selalu ramai oleh para pengunjung yang datang. Rata-rata dari mereka memang bertujuan untuk menghibur diri atau sekadar menjadi tempat pelarian orang dari pemikiran yang kalut. Semula si pemilik tempat menawari mereka bertiga perempuan, tetapi mereka tolak karena jelas saja bahwa itu bukan lah tujuan mereka. Mereka hanya berniat untuk sembunyi.