"Jo, kamu yakin?"
Aku mengaitkan perban itu erat sebagai sentuhan terakhir. Sudah seminggu lewat sejak kejadian itu dan tampaknya luka di jari Joshua mengikuti proses pemulihan dengan sangat baik.
Pupil mata Joshua membesar dan wajahnya kelihatan sangat polos. Hari-hari ini moodnya sangat baik, berbeda denganku yang saat ini mengawatirkannya.
"This is good. Kamu pandai ya?" katanya sambil memperhatikan balutan perban baru di jarinya.
"Kamu juga harus belajar ganti perban sendiri. Kata dokter, 8 jam sekali perbannya harus diganti, sedangkan aku ada hari yang full class dari pagi sampai sore..." satu persatu kumasukan kembali alat-alat medis ke dalam kotak P3K. Entah Joshua memasang wajah apa sekarang, aku terlalu fokus. Gawat kalau ada benda tajam yang tertinggal.
"Gak. Aku gak mau belajar. Kamu yang gantikan perbannya setiap 8 jam"