アプリをダウンロード
36.36% Genius Boy [BTS] / Chapter 4: 4. Aku akan bekerja keras!

章 4: 4. Aku akan bekerja keras!

Saat Daehyun memakan makanannya dengan sangat lahap, Seokjin diam-diam memfotonya dan mengirimnya kepada seseorang.

Seokjin

Dia makan dengan sangat lahap. Aku harap dia memakannya karena enak, bukan lapar.

Dongwook Sunbae-nim

Apa maksudmu?

Seokjin

Dia ke sini dengan keadaan perut kosong, ia hanya meminum susu.

Dongwook Sunbae-nim

Itu berarti dia pergi ke restoranmu dengan keadaan lapar?! Dia naik sepeda, kan?

Seokjin

Ya, kau benar. Aku cukup heran kenapa ia bisa terlambat bangun. Apa ia memikirkan sesuatu? Apa kau tahu?

Dongwook Sunbae-nim

... ia pasti memikirkan uang itu.

Seokjin

Baguslah jika kau mengerti. Aku sedih melihatnya begitu. Lain kali jangan buat dia terlalu memikirkan uang itu. Uang itu hanya alasan agar ia bekerja di sini.

Dongwook Sunbae-nim

Iya, aku akan mengingatnya.

Seokjin

Jika itu terulang lagi maka kami akan mundur dari operasi ini dan memilih membawanya ke suatu tempat yang aman. Jauh dan tidak di ketahui oleh orang lain, termasuk kau, Sunbae-nim.

Seokjin menaruh ponselnya dan melihat Daehyun yang masih lahap menyantap makanannya. Cara makan Daehyun bisa dikatakan sedikit lambat karena ia harus mengunyah makanannya sampai halus.

"Jika kau lapar, katakan saja kepadaku. Aku siap membuatkannya untukmu."

"Eh? Bukankah itu akan memberatkanmu, Hyung?"

"Sama sekali tidak. Aku senang melihat orang memakan masakanku dengan lahap."

"Terima kasih, Hyung. Aku berjanji akan bekerja keras."

"Sama-sama."

Tidak lama kemudian, Taehyung dan Jungkook kembali. Menurut Seokjin, mereka sangat menyebalkan karena mereka terus menerus melemparkan pertanyaan, bukan, itu terdengar seperti permintaan!

"Daehyun, apa kau mau bermain dengan kami setelah makan?" tanya Taehyung.

"... bukankah restoran akan di buka?" balas Daehyun heran.

"Jangan khawatirkan soal itu, kita bisa mengandal-Auch! Hyung?!" seru Jungkook kepada Seokjin, ia menerima pukulan di lengan.

"Jangan ganggu Daehyun. kenapa tingkah kalian seperti anak kecil saja?" balas Seokjin.

"Daehyun tidak keberatan soal itu. Bukankah begitu, Daehyun?" tanya Jungkook dengan mata berseri-seri.

Daehyun menatap kedua mata Taehyung dan Jungkook yang kelihatan seperti anak anjing hanya bisa diam dan bingung harus menjawab apa. Setelah melihat tatapan Seokjin yang serius ke arahnya, ia akhirnya tahu harus mengatakan apa.

"Biarkan aku menghabiskannya dulu," sahut Daehyun lalu melanjutkan makannya.

Seokjin mulai tersenyum kemenangan melihat respon Daehyun, tentu saja Taehyung dan Jungkook tidak tinggal diam. Mereka beradu mulut cukup lama dan ribut. Melihat Daehyun telah selesai makan, Jimin memberikan isyarat ke Daehyun agar mengendap-ngendap ke dapur. Sesampainya di dapur, Daehyun melihat Jimin membawa keranjang penuh wortel dan kentang lalu menaruhnya di depannya.

"Apa kau bisa membantuku membersihkan sayuran ini?"

"Ya, tentu saja."

Jimin menaruh keranjang itu dan membiarkan Daehyun mencuci wortel dan kentang itu sendiri. Sedangkan dia, mencuci jamur yang hanya perlu dibilas.

Jimin sebenarnya tidak tega melihatnya, tapi mau bagaimana lagi, dia mempunyai tugas untuk membuat Daehyun sibuk.

Setelah semua sayuran di bersihkan. Daehyun melihat Jimin telah mengupas kentang dan ingin membantunya lagi. Taehyung dan Jungkook yang kebetulan masuk, dengan cepat Taehyung menahan badan Daehyun dan Jungkook menendang pisau yang sebentar lagi digenggam oleh Daehyun.

"Ada apa, Hyung?!" seru Daehyun kaget saat mereka tiba-tiba melakukan itu.

"Maaf, aku kira kau akan jatuh," jawab Taehyung.

Jimin menarik pisau yang telah di tendang oleh Jungkook dan menyimpannya di tempat aman.

"Terima kasih telah membantuku. Keluarlah dan tanya Seokjin Hyung apa yang harus kau lakukan berikutnya."

"Sama-sama. Kalau begitu aku keluar dulu. Panggil saja aku jika Hyung membutuhkan bantuanku lagi," sahut Daehyun lalu keluar dari dapur.

sesaat pintu dapur ditutup dengan rapat, mereka menatap satu sama lain.

"Hampir saja. Jika Seokjin Hyung dan Hoseok Hyung melihat kita membiarkan Daehyun memegang pisau, mungkin kita sudah babak belur pulang ke rumah," kata Taehyung.

***

Tepat jam 10, tanda buka Resto&Cafe di pajang. Cukup banyak pelanggan berdatangan untuk hari pembukaan Resto&Cafe. Daehyun turut ikut untuk melayani pelanggan, dia melayani dua wanita tua.

"Kau membantu Hyung-mu, ya? Kau anak yang sangat baik," kata Ahjumma pertama. Ia benar-benar memberikan banyak pertanyaan kepada Daehyun. Layaknya wawancara. Ahjumma itu tidak memberikan Daehyun waktu untuk membalas semuanya.

"Terima kasih," jawab Daehyun. Hanya itu yang dapat Daehyun katakan saat Ahjumma itu selesai bicara dengannya.

"Kuharap anakku serajin kau. Siapa namamu, Nak?" tanya Ajumma kedua.

"Kim Daehyun," jawab Daehyun.

"Daehyun-na~, ini ada permen untukmu," kata Ajumma kedua sambil memberikannya sekantong permen susu.

Melihat permen susu sebanyak itu membuat senyum lebar terukir diwajahnya.

"Aigo~ kau ini, jangan hanya beri dia permen. Ini ada uang saku untukmu, belilah makanan yang enak," kata Ahjumma pertama sambil memberikan Daehyun uang senilai 10.000 won.

"A-aku tidak bisa menerimanya, ini terlalu banyak. Permen ini sudah cukup," sahut Daehyun sambil mendorong uang itu.

"Kau ini, jangan tolak uang pemberianku. Aku telah pesan banyak makanan dan memberitahu teman-temanku kalau restoran ini memiliki anak sepertimu," kata Ahjumma pertama.

"... baiklah. Kalau begitu aku akan memesan makanan kalian. Saya permisi," sahut Daehyun lalu pergi menuju dapur.

Jimin yang kebetulan berpapasan dengan Daehyun langsung mengelus kepala Daehyun dengan lembut.

"Jika kau lelah, kau bisa istirahat," kata Jimin.

"Terima kasih, Hyung. Tapi waktu istirahat tinggal sejam lagi. Aku masih sanggup," sahut Daehyun.

"Baiklah. Jangan paksa dirimu."

Saat jam istirahat, Seokjin membuat Bibimbab untuk makan siang. Sekali lagi Daehyun makan dengan lahap, semua yang melihatnya hanya dapat tersenyum. Setelah makan siangnya telah habis, Daehyun dengan cepat menaruh piring kotornya di wastafel agar ia bisa mulai bekerja kembali.

Daehyun mengerjakan tugasnya dengan sangat baik. Ia mengisi ulang sirup, bubuk kopi, dan gula dengan rapi di tempatnya. Sesekali ada sekelompok remaja putri mengajaknya bicara, dan itu membuat Daehyun sedikit tidak nyaman. Tapi untung saja Taehyung dan Jungkook membantunya.

"Maaf, nona-nona, ini merupakan hari pertamanya bekerja. Jadi mohon jangan ganggu dia," kata Jungkook.

"Kalau begitu Oppa saja yang menemani kami bicara. Bagaimana?" tanya salah satu remaja dan semua temannya setuju.

"Jika kalian ingin mencari teman untuk minum bukan di sini tempatnya. Ini cafe bukan bar," kata Taehyung dengan nada sedikit menekan.

Mereka merasa kesal dengan kalimat yang dilemparkan oleh Taehyung.

"Pelayan Cafe di sini sangat buruk. Ayo, kita pergi saja," kata remaja dengan make up yang tebal. Kelihatannya dia adalah ketuanya karena setelah ia mengatakan itu, semua teman-temannya segera beranjak dari kursi dan segera meninggalkan cafe.

"Hyung, maafkan aku," kata Daehyun setelah kepergian mereka.

Taehyung dan Jungkook cukup terkejut karena yang keluar dari mulut Daehyun bukanlah kata terima kasih, tapi maaf.

"Kenapa kau minta maaf, Daehyun?" tanya Taehyung sambil merendahkan badannya sedikit karena tinggi badan mereka cukup jauh.

"Gara-gara aku, kalian di panggil dengan sebutan pelayan buruk," sahut Daehyun.

"Jangan pedulikan perkataan mereka. Yang lebih penting adalah kenyamananmu di si- akh!" Perkataan Jungkook terputus karena Taehyung tiba-tiba memukulnya.

Daehyun hanya tertegun melihatnya.

"Kenyamananku? Bukan kenyamanan pelanggan?" tanya Daehyun heran, karena menurutnya pelanggan adalah raja dan pelayan harus sabar menghadapinya.

"Itu karena... jika kau tidak nyaman takutnya kau akan keluar di hari pertamamu kerja," Jelas Taehyung

"Jangan khawatir soal itu, Hyung. Aku tidak akan berpikir begitu," sahut Daehyun.

Lagi pula, jika dia keluar dari pekerjaan ini, bagaimana dia akan membayar utang-utangnya dan membiayai hidupnya?

"Katakan saja jika ada yang mengganggumu lagi seperti itu," Kata Taehyung.

"Jika hal itu terjadi, kuharap Hyung tidak menekan suara Hyung kepada mereka lagi," sahut Daehyun.

"Apa kau masih memikirkan mereka? Sudah kukatakan jangan pedulikan mereka," gerutu Jungkook.

"Aku tidak memikirkan mereka, tapi aku memikirkan kalian. Aku tidak ingin kalian di pandang buruk oleh orang lain. Walau hanya perkataan pasti itu sangat tidak enak," jelas Daehyun dan kedua pria yang berada di depannya hanya tersenyum.

Taehyung yang sudah tidak tahan melihat Daehyun, langsung memeluknya. Daehyun yang melihatnya cukup kebingungan dan hanya membalas pelukannya. Daehyun melihat tatapan mata Jungkook dan Jimin yang kebetulan melihat mereka dari jauh seperti ingin ikut. Tanpa berkata apa-apa, Daehyun membuka kembali tangannya.

"Kau seperti dapat membaca pikiran kami," kata Jungkook.

"Aku tidak membaca pikiran kalian, tapi ekspresi wajah dan tatapan kalian mengatakan semuanya," sahut Daehyun.

Ketiga pemuda itu hanya tersenyum mendengar perkataan Daehyun dan memeluknya lebih erat dan mengelus kepala Daehyun.

"Kami benar-benar akan menjagamu dengan baik," batin mereka bertiga.

"H-Hyung, aku tidak bisa bernafas," kata Daehyun.

"Ma-maaf!" seru mereka serentak dan melepaskan pelukan mereka. Ketiga Hyung langsung sedikit canggung karena sudah lama mereka tidak berpelukan seperti itu.

TBC:)


クリエイターの想い
Blue_maskedGirl Blue_maskedGirl

Suka atau nggak, nih?

Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C4
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン