Malam semakin larut. Seperti biasa, Kenzo enggan juga terlelap dalam tidurnya. Dia terus saja menatap kosong langit kamarnya, mendengarkan lagu-lagu mellow hingga semakin membuatnya merasa ada luka yang sekian mendalam di dalam sana.
Ada rasa rindu pada ayahnya, ada rasa rindu pula pada Alona. Lagi dan lagi, untuk mengusir rasa sepinya, dia berkutat dengan ponselnya untuk bermain game. Dia melampiaskan segala penatnya malam ini melalui game yang dia mainkan, hingga di tengah ke asyikannya bermain game Alona menelponnya, segera dia menerima panggilan itu.
"Sayang, lagi apa?" tanya Alona begitu Kenzo menerima panggilannya.
"Emh… Ma-in ga-me!" sahut Kenzo sengaja menjabarkan ucapannya.
"Huhft! Selalu," keluh Alona kesal.
"Hehehe, Sayang. Kau tahu alasanku bermain game ini karena apa," sahut Kenzo membela diri.