He Jingyao memejamkan matanya, lalu dengan suara pelan berkata, "Diam."
Paman Li menyetir dengan tangan yang gemetar. Dia menutup mulutnya dengan rapat dan akhirnya mengatakan kenyataan yang sudah diterima semua orang.
Mereka tiba di Wanhe Qianfeng Park.
He Jingyao turun dari mobil dan mau masuk ke dalam vila, tapi tiba-tiba, dia melihat bayangan perempuan yang terlihat samar yang berlari ke arahnya dengan wajah senang.
Perempuan tersebut terlihat seperti biasanya. Bahkan walaupun mereka hanya berpisah beberapa jam saja, setiap kali perempuan melihat dirinya, maka sorot matanya pasti penuh dengan perasaan senang. Matanya akan terlihat bercahaya hingga bisa mengusir semua kabut gelap yang ada.
Cinta perempuan itu … memang amat sederhana dan tulus.
He Jingyao tanpa sadar mengulurkan kedua tangannya dan bersiap untuk memeluk perempuan tersebut, tapi tangannya tidak menyentuh apapun selain angin.