"Su Lianxi, aku tidak peduli apa yang kamu katakan tentangku, tetapi jika kamu berani menghina ibuku, saat aku melihatmu aku tidak akan segan-segan memukulmu!" Dengan tegas Su Zhixi melontarkan kata-kata kejamnya.
"Aku tidak melakukannya!" Su Lianxi mengangkat kepalanya dengan panik dan melihat ke arah Ning Yichen dengan keluhan di wajahnya, "Yichen, aku benar-benar tidak melakukannya! Aku tahu kakak sedang mencari abu ibunya, jadi aku ingin membantu… tapi kakak salah paham padaku."
Ning Yichen langsung memeluk Su Lianxi dan mencoba untuk menenangkannya, "Aku percaya padamu, jangan takut."
Su Zhixi tiba-tiba merasa pemandangan ini begitu menusuk matanya.
Sebenarnya Su Zhixi juga tahu bahwa Ning Yichen adalah orang yang ditipu. Dari sudut pandang Ning Yichen, dengan dia mempercayai Su Lianxi barulah dia merasa menjadi pria yang baik untuk kekasihnya.
Tapi Su Zhixi masih merasa sangat tidak nyaman. Tiga tahun pengorbanan, tiga tahun harapan, tiga tahun tumbuh dalam perasaan, bagaimana bisa dia mengatakan tidak peduli?
"Su Zhixi, jika Lianxi mengatakan sesuatu yang membuatmu salah paham, aku minta maaf padamu untuknya." Ning Yichen menatapnya dengan dingin.
"Tidak perlu." Su Zhixi langsung menarik kembali pandangannya.
"Sekarang giliranmu untuk meminta maaf padanya." Ning Yichen masih menatapnya.
Su Zhixi tiba-tiba mengangkat kepalanya, dia menggertakkan gigi sambil berkata, "Tidak mungkin!"
"Jika kamu tidak meminta maaf, aku tidak akan membiarkanmu pergi." Ning Yichen berkata dengan ringan.
Dada Su Zhixi naik turun. Dia menatap Ning Yichen dengan terkejut, "Aku selamanya tidak akan pernah meminta maaf padanya!"
Mendengar jawaban Su Zhixi, Ning Yichen sedikit mengerutkan kening.
Su Zhixi menunjukkan keras kepala yang tak terbantahkan, dan sorot matanya dipenuhi dengan penderitaan.
Ning Yichen tiba-tiba merasa sedikit kesal, pandangan seperti ini membuatnya seolah-olah sudah bertindak terlalu jauh.
Namun dia percaya bahwa Su Lianxi tidak mengatakan sesuatu yang keterlaluan. Paling-paling dia tidak sengaja menyinggung perasaan Su Zhixi. Tapi apakah dia tidak akan menyerah?
Saat memikirkannya, perasaan jahat Ning Yichen mulai mencuat.
"Yichen, lupakan saja." Su Lianxi menarik lengan baju Yichen dan berbisik, "Lagi pula aku yang salah. Kupikir kakakku akan menerima kebaikanku, aku terlalu bangga pada diriku sendiri."
Saat mengatakannya, Su Lianxi tidak lupa menampilkan senyum suram seolah-olah merasa sangat frustasi.
Su Zhixi yang melihat pemandangan ini tidak tahan ingin bertepuk tangan untuknya.
Su Lianxi layak untuk tampil di atas panggung drama. Keterampilan akting ini sangat bagus. Bahkan ketika Su Zhixi melihatnya, dia merasa seolah Su Lianxi tidak tahu harus berbuat apa.
Apa lagi Ning Yichen?
Mendengar apa yang dikatakan Su Lianxi, Ning Yi Chen benar-benar marah. Dia menatap Su Zhixi dengan mata berkobar, "Minta maaf!"
Tanpa memedulikannya, Su Zhixi berbalik dan pergi.
Ning Yichen dengan cepat meraih tangannya dan berkata dengan dingin, "Minta maaf pada Lianxi!"
Melihat sebuah tangan yang memegang pergelangan tangannya, Su Zhixi tidak tahu harus merasa sedih atau bahagia.
Tangan Ning Yichen panjang dan bersih, dengan jari ramping tapi tidak terlihat feminin. Bahkan tangannya saja terlihat sangat tampan.
Ketika dia masih terbaring di ranjang rumah sakit, Su Zhixi telah menyeka tangannya berkali-kali, dan dia telah menyentuh tangannya berkali-kali.
Su Zhixi selalu membayangkan bagaimana jadinya jika Ning Yichen bangun dan dia yang meraih tangannya.
Sekarang adegan ini akhirnya menjadi kenyataaan, tetapi dalam situasi yang jauh dari bayangan Su Zhixi.
Melihat Su Zhixi tidak mengatakan apa-apa, Ning Yichen merasa semakin kesal. Penampilan wanita ini selalu membuatnya merasa bahwa dia telah melakukan kesalahan besar, tetapi dia tidak mengetahuinya.
"Su Zhixi, minta maaf!" Dia berbicara lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas!
Saat ini, dia melihat Su Zhixi di hadapannya yang tiba-tiba tersenyum cerah.