Kepalanya terasa berkunang-kunang, dada naik turun, napas tidak beraturan. Perlahan bayangan orang-orang di hadapannya semakin buram, samar, dan akhirnya gelap.
Brukk!"
"Haruna!" pekik Yuka. Ia segera menoleh saat di belakangnya, Haruna tergeletak tidak sadarkan diri. Para pelanggan resto menghampiri dan menuduh kedua laki-laki itu yang membuat Haruna pingsan.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya pelayan laki-laki sambil menuding kepada kedua preman.
"Kami tidak melakukan apa -pun," jawab preman bertubuh kurus.
"Sial! Kita harus segera pergi dari sini atau kita akan diamuk pelanggan yang lain," bisik preman bertubuh gemuk.
Kedua preman itu bergegas keluar dari resto. Seorang petugas medis kebetulan sedang makan malam, ia menghampiri dan memeriksa keadaan Haruna. Yuka sangat panik.
"Bagaimana keadaan saudara saya, Dokter?" tanya Yuka.
"Dia hanya pingsan. Bisa minta tolong, carikan minyak angin?" tanya pria yang menopang kepala Haruna.