Jefri berdiri di depan pintu rumah Kamal. Ia sangat merindukan Vivi. Jefri menggunakan alasan mengantarkan gaji dan pesangon Vivi supaya ia bisa bertemu.
Vivi mengintip dari balik jendela kamarnya. Ia melihat Jefri di depan pintu. Namun, ia enggan untuk menemuinya.
"Vi!" Anggi memanggil Vivi. Meskipun, Anggi tahu kalau putrinya tidak ingin menemui Jefri. Ia memersilakan Jefri menunggu Vivi di ruang tamu.
"Silakan duduk, Nak Jefri. Tante panggil Vivi dulu. Sepertinya Vivi belum bangun," ucap Anggi beralasan.
"Terima kasih, Tante. Kalau Vivi masih tidur, saya pulang saja. Kasihan Vivi-nya, tidak usah dibangunin," jawab Jefri sopan.
Jefri segera pamit pulang. Ia tahu sebenarnya Vivi tidak tidur, tapi tidak ingin menemuinya. Hatinya terluka, sakit, dan sedih. Namun, ia tidak bisa memaksakan Vivi membalas perasaannya.