"Non, sarapan sudah siap," ucap Sinta.
"Iya, Bu. Terima kasih," sahut Haruna.
Haruna sudah kembali menempati kamar yang sudah ditinggalkan oleh Seruni seminggu yang lalu. Haruna tidak tahu ada pembicaraan apa antara mereka karena ia bersama Sinta di dalam kamar. Haruna hanya mendengar kemarahan Seruni yang hampir terdengar ke seluruh ruangan di rumah itu.
Pagi ini, entah kenapa Haruna merasa tidak enak badan. Kepalanya terasa berputar saat berdiri terlalu lama. Perutnya juga sangat tidak nyaman di pagi hari.
"Ayo, sarapan."
"Tidak, Tris. Kamu saja," jawab Haruna.
"Kenapa? Apa kau sakit?"
"Entahlah. Sepertinya maag-ku kambuh." Haruna mengambil segelas jus jeruk. Belum sampai meneguknya, ia merasa mual. Haruna berlari ke toilet di samping dapur.
"Non!" Sinta mengejar Haruna ke toilet.
"Sepertinya dia memang sedang tidak enak badan," gumam Tristan. Ia pergi menyusul Haruna dan Sinta.
"Huweekk, huweekk."
"Non. Non, kenapa? Non, sakit?"