.WARNING🔞
.
.
.
..
"J-jungkook.. Ahh.." Jimin menikmati kuluman pada penis tegangnya. Jungkook dengan cepat memaju mundurkan kepalanya. jungkook dan jimin sudah tak terbalut sehelai benang pun dan jimin sudah berada di bawah jungkook yang mengukungnya.
Jimin menikmati setiap sentuhan pada tubuhnya karena nafsunya dia sampai melupakan Wonho yang berada di rumah itu juga yang sedang menunggunya dan tanpa sengaja Wonho membuka pintu kamar jungkook dan melihat kejadian itu.
"Jimin." Jimin dan jungkook pun menoleh saat suara Wonho menyapa telinga mereka. keduanya pun membelalakkan matanya ke arah pintu di mana Wonho tengah berdiri menatap ke arah mereka.
"W-wonho.." Ucap jimin yang sadar dengan apa yang dia lakukan seketika Jimin pun menarik selimut yang ada disampingnya.
"Wonho maaf, maafkan aku. Aku yang salah tolong jangan marah pada jimin." Ucap jungkook pada Wonho yang diam memperhatikan keduanya.
Kini hening yang ada di dalam kamar itu. Wonho pun mulai melangkah masuk dan menutup pintu serta tak lupa mengunci pintu itu.
"Kenapa kalian diam? Kalian tak ingin melanjutkannya?" Ucap wonho sambil memulai melepaskan pakaiannya. Setelah melepaskan seluruh pakaiannya Wonho mendekat pada jimin dan menyingkap selimut yang tadinya menutupi tubuh polosnya. Jungkook disana hanya diam mematung melihat yang dilakukan Wonho saat ini dan jimin pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh suaminya.
"W-wonho apa..."
"Ssstt.. Nikmati saja sayang." Ucap wonho dengan berbisik di telinga jimin. Dan kini menoleh pada jungkook. "Hyung kenapa diam saja kita lanjutkan yang tertunda tadi."
"Wonho aku.."
"Hyung apa tak boleh aku ikut bergabung? Aku suaminya kalau kau lupa." Jungkook dengan ragu-ragu mulai mendekat. Wonho membawa dirinya ke belakang tubuh jimin dan mulai mencium bibir jimin dengan menarik wajah jimin kesamping dan tangannya memberi rangsangan pada dada jimin dengan meremasnya dan sesekali memilin dan menarik nipple jimin. Jungkook pun mulai mendekat mengangkat kaki jimin ke atas ranjang dan membukanya lebar. Kini terpampang jelas penis jimin yang mulai menegang juga hole pink yang mulai basah. Lalu Jungkook meraih penis mungil jimin dan kembali mengulumnya.
"Ehmphh.. Ahh.. Slurp.." Jimin bergerak gelisah tangan kanannya mencengkeram lengan wonho yang sedang memainkan dadanya dan tangan kirinya meraih kepala jungkook dan meremas surai hitam jungkook menyalurkan rasa nikmat dari dua orang yang kini memainkan setiap titik sensitifnya.
"Akhh.. Emphh.. Sshh.. W-wonhohhh.. J-jungkookhh ahh.. Ini terlaluhh.. Ahh.."
Jimin menggelinjang saat mendapat pelepasannya kini tubuhnya lemas dan wonho merebahkan tubuh jimin. Wonho baralih turun ke samping jungkook.
"Hyung kau punya pelumas?"
"Sebentar." Jungkook beranjak ke lemari pakaiannya di samping tempat tidur. Membuka laci dan mengambil botol kecil dan membawanya kembali ke ranjang dan memberikannya pada wonho. Wonho pun menerimanya dan membuka tutup botol itu dan mengeluarkan sedikit isinya kini jungkook beralih meraih bibir jimin dan melumat bibir penuh jimin sedangkan wonho membuka kembali kaki jimin dengan menekuknya menapakkan kaki jimin ke ranjang. Wonho mulai menyentuh lubang jimin mengusapnya perlahan kemudian memasukan satu jarinya dan memasukan lagi dua jarinya. Kini tiga jari wonho sudah berada di dalam lubang jimin dan mulai memaju mundurkan dengan perlahan.
"Akhhh.. Hmphh.. Emhh.." Desahan jimin tertahan karena pagutan jungkook.
Wonho mulai memasukan lagi jarinya dan mulai menumbuk lubang jimin yang sudah basah karena cairannya dan pelumas yang wonho berikan lubang jimin semakin licin dan mulai terbuka lebar.
"W-wonhohh j-jungkookhh ahh.. Aku s-sudah tak t-tahanhhh... Ahh.."
"Baiklah sayang, bagaimana kalau kami memasuki bersama hum.." Jimin pun mengangguk nafsunya sudah di ambang batas dia benar-benar sudah tak tahan lagi.
Jungkook yang mengerti mengangkat tubuh jimin ke atas tubuhnya dan mulai memasukan penis besarnya pada lubang jimin.
"Akhh.. Sshh.. Hmm.."
"Kini giliranku yang masuk baby." Wonho mengangkat kaki jimin dan perlahan memasuki lubang jimin yang sudah terisi milik jungkook.
"AKHHH..w-wonhohh ahh.. S-sakit.. Hmphh!" Wonho membungkam bibir jimin dengan bibirnya mengalihkan rasa sakit yang jimin terima dari dua penis yang telah memasukinya. Wonho mulai memasukan penisnya yang baru masuk kepala penisnya saja. Wonho menekannya perlahan agar tak menyakiti jimin lebih lagi.
"Emphh.. Akhh.. S-sakit.. AKHHHH.." Dengan sekali sentakan kedua penis besar itu sudah masuk sepenuhnya.
Wonho dan jungkook mulai memaju mundurkan penisnya seirama dan jimin mulai merasakan kenikmatan lebih karena dua penis besar itu memasukinya.
"Akh.. Ini nikmat sayang ahh.." Ucap jungkook
"Hmm b-benar hyung akh.. Ini sangat nikmat.."
"Akhh yahh.. D-disana ahh.. L-lebih cepathh.. Emphh.."
Wonho dan jungkook pun mempercepat tumbukan pada lubang jimin jungkook meraih penis jimin dan mengocoknya cepat dan tak berapa lama penis jimin berkedut ingin mengeluarkan cairannya.
"Akh.. A-akuhh akanhh ahh.. K-keluar."
"Tunggu sebentar sayang. Kita keluar bersama sshh.." Jungkook dan wonho pun mempercepat gerakan mereka dan dengan tiga kali hentakan mereka bertiga pun keluar bersamaan.
"Akhhhh..." Desah ketiga nya saat meraih pelepasannya dengan jungkook dan wonho mengeluarkan spermanya pada lubang jimin yang kini telah penuh dan jimin mengeluarkan spermanya pada perutnya. Kini mereka terengah dengan jungkook dan wonho yang masih menikmati sensasi remasan pada penisnya karena lubang jimin yang berkedut setelah pelepasannya.
Kini ketiganya sudah berbaring dengan jimin yang berada di tengah-tengah mereka. Masih dengan tubuh polos dan hanya selimut tebal yang menutupi tubuh ketiganya.
"Hyung, bagaimana kalau kau juga menikahi jimin?" Jimin dan jungkook terkejut dengan ucapan wonho.
"Wonho apa maksudmu?"ucap jungkook tak mengerti dengan yang dikatakan adiknya. Dan jimin yang seakan tau maksud dari wonho matanya mulai berkaca-kaca jimin tidak mau jika wonho bermaksud meninggalkannya.
"W-wonho apa k-kau.." Ucapan jimin terpotong oleh wonho dengan cepat karena wonho tau apa yang ada dalam pikiran jimin.
"Tidak sayang dengarkan aku. Aku tidak akan meninggalkanmu atau berniat menceraikan mu. Aku meminta hyung juga menikahi mu karena bagaimana pun dia adalah ayah dari bayi dalam perutmu dia harus bertanggung jawab bukan? Aku suamimu yang sangat mencintaimu mengijinkan mu untuk dinikahi oleh jungkook hyung. Dan kita akan hidup bersama, bertiga." Ucap wonho menghapus air mata jimin yang sudah mengalir.
"Kau yakin wonho-ah?" Tanya jungkook yang masih terlihat ragu.
"Ne hyung aku yakin selama kita bisa bahagia bersama aku yakin hyung."
"Tapi bagaimana tanggapan dari keluarga jimin dan juga appa dan eomma?"
"Tenang saja hyung aku yang membicarakan masalah ini pada mereka."
"Baiklah kalau begitu. Dan terima kasih wonho-ah dan maaf atas selama ini."
"Ne hyung, kita lupakan masa lalu."
Kini jungkook dan wonho memeluk tubuh jimin dengan erat. dan tak berapa lama ketiganya sudah terlelap di satu ranjang yang sama.
•••
Satu minggu telah berlalu, jungkook yang kini sudah mau keluar kamar dan kembali beraktifitas seperti biasa. jimin juga wonho pun sering mengunjungi jungkook. hubungan jimin, jungkook, dan wonho kini lebih baik dan erat. Ketiganya tak terpisahkan dan saling menjaga. Wonho pun sudah membicarakan perihal pernikahan jimin dan jungkook. Para keluarga pun menerima keputusan wonho dan pernikahan pun akhirnya terlaksana namun hanya keluarga saja yang menyaksikan. Karena kondisi kehamilan jimin dan juga karena ini adalah pernikahan yang kedua.
Setelah acara pernikahan kini ketiganya kembali ke rumah utama keluarga jeon dan masih menempati kamar tamu yang ada di lantai bawah.
Saat ini jimin yang di temani nyonya jeon di rumah karena ke dua suaminya sedang bekerja. Jungkook saat ini bekerja di perusahaan appa nya karena posisi manager kini kosong. alasannya? wanita yang berada di posisi itu mengundurkan diri dengan alasan ingin fokus pada keluarganya.
"Sayang, kenapa kandungan mu sebesar ini eoh..? Padahal masih tujuh bulan lebih dua minggu loh.." Ucap nyonya jeon sambil mengusap perut jimin
"Entahlah eomma mungkin Karena baby tak pernah kekurangan gizi sama sekali jadinya dia tumbuh sehat dan mempunyai tubuh yang besar." nyonya Jeon pun menganggukkan kepalanya.
"Bisa jadi." '𝘈𝘱𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘢 𝘩𝘢𝘮𝘪𝘭 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘳?' batin nyonya jeon
"Emm.. Eomma aku ingin ketempat jungkook hyung dan wonho."
"Tapi jam makan siang sudah lewat sayang. Dan nanti kau lelah sayang karena ada dua tempat yang nanti kau kunjungi."
"Aku hanya ingin bertemu mereka. eomma tenang saja aku tak akan kelelahan. Boleh ya?!"
"Nde tapi bawa beberapa pengawal. Oke?!"
"Nde eomma."
Kini jimin tengah bersiap karena akan berkunjung ke tempat para suaminya bekerja. Setelah selesai jimin masuk ke mobil yang appa jeon berikan untuknya agar jimin bisa kemana-mana sendiri meski mobil itu jarang terpakai karena jimin memang jarang suka keluar rumah sejak menikah.
Kini jimin sudah berada di kantor appa jeon ingin menemui jungkook yang kini telah berstatus menjadi suaminya. Dengan perlahan jimin yang di jaga oleh pengawalnya berjalan menuju ruangan suaminya dan para karyawan yang berpapasan dengannya membungkuk memberi hormat pada jimin dan di balas senyuman manis.
𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠
"Masuk" Setelah mendapat ijin dari jungkook, jimin pun masuk.
"Permisi.." Jungkook pun mendongakkan kepalanya setelah mendengar suara familiar di depanya.
"Jimin? kenapa kau kesini sayang seharusnya kau istirahat dirumah." Ucap jungkook sambil berlari mendekat ke istrinya dan menuntunnya menuju sofa.
"Aku bosan daddy. Baby ingin bertemu papa dan daddy nya."
"Eoh.. benarkah? Baby atau kau yang merindukan kami hum.."
"Ishh.. Sudahlah."
𝙏𝙗𝙘