"Ah?" Dewi tersadar dari lamunannya akibat pertanyaan dari Arman, wajah Dewi kian memerah dari sebelumnya. Dia butuh beberapa saat untuk tersadar secara penuh sebelum dia mengerutkan hidungnya pada Arman dan menjawab dengan nada acuh tak acuh, "Itu bukan apa-apa, ayo cepat dan cari Tehnik Aura yang kamu inginkan."
Arman lalu membuat ekspresi bingung, tetapi kemudian menunjuk ke arah jalur bagian api dan berkata sambil tersenyum, "Ayo pergi."
Dewi acuh tak acuh mengangguk sementara tanda merah masih berlama-lama di wajahnya.
Melirik ke samping di wajah kecil Dewi yang menarik, hati Arman tidak bisa tidak melompat sedikitpun. Dia buru-buru memimpin jalan, dan hanya menatap lurus ke depan.
------
Jalur bagian api bercabang menjadi beberapa jalur yang lebih kecil. Dalam setiap jalur, bayangan beberapa anggota klan bisa terlihat samar-samar.
"Jalur bagian api, lajur lima." Setelah sekilas, Arman memimpin Dewi langsung ke jalur kelima.