Verna memegangi pergelangan tangannya yang dipatahkan oleh Namara. Matanya menatap wanita yang berdiri di depannya itu dengan penuh kebencian.
"Kenapa kau datang ke sini, huh?! Apa Tuan Eros mengembalikanmu karena bosan?!"
Tatapan Verna dipenuhi dengan ejekan. Meskipun dia terkejut dengan Namara yang bisa mematahkan pergelangan tangannya dengan mudah, dia tidak merasa terancam dengan ucapan Namara sebelumnya.
'Dia ingin memberiku pelajaran? Apa dia sedang bermimpi?' ejek Verna dalam hati.
"Mari kita bicarakan itu nanti. Aku ingin menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu," ucapnya yang kemudian beralih menatap Daphke.
Verna hanya mendengkus tidak senang. Dia tidak tahu apa yang sudah membuat Namara bersikapa seberani ini. Dulu wanita itu tidak seperti ini. Mungkinkah Namara berubah menjadi arogan karena sudah pernah dipilih Eros?
Apa pun alasannya, dia tetap merasa marah. Baru kali ini ada seorang wanita penghibur yang menindasnya seperti ini. Dia benar-benar tidak terima.