Hari ini Khanza menikmati masa liburannya di rumah orang tuanya. Sejak datang, hingga sore dia masih berkeliaran di temani oleh Gio dan suaminya. Dia merasa sangat bahagia kembali menikmati suasana kota kelahirannya itu.
Sedang pak Gibran menunggu kabar dari Khanza sudah tak lagi sabar. Dia mondar mandir sambil sesekali menatap layar ponselnya.
"Kau kemana, Za?" tanya pak Gibran berbicara sendiri.
Khanza bersantai duduk di sebuah restoran mahal dengan Ricko dan Gio tentunya. Dia benar-benar melupakan bagaimana pak Gibran menunggunya memberi kabar saat ini.
"Bu, Gio mau es krim lagi."
"Apa? Astaga, kau sudah menghabiskan semangkuk es krim barusan, Nak!" bantah Khanza.
Richo hanya tersenyum melihat sikap istrinya yang selalu membatasi apa yang Gio inginkan.
"Sayang, kamu ini. Nanti Gio jadi flu," tegur Khanza.
"Ya ampun, Sayang. Sudahlah, Giotidak akan flu. Es krim itu 'kan sehat," sahut Ricko membela diri.
"Tsk, kalian memang sama!" Khanza memalingkan muka.