Pak Gibran tampak menghela napas panjang ketika bu Weni sudah pergi dari ruangannya.
"Apakah bapak sungguh tidak mencintainya?" tanya Suci menghentakkan pak Gibran yang baru saja hendak duduk di kursinya kembali.
"Kenapa? Bapak terkejut aku bertanya seperti itu?" tanya Suci kembali setelah melihat ekspresi pak Gibran yang terkejut.
"Kau…"
"Yah, aku sudah tau semuanya. Aku sudah mendengar semuanya sejak awal, aku tahu dan aku mendengar semuanya."
Pak Gibran kian mendelikkan kedua matanya, membuat Suci tersenyum menyeringai seakan meledeknya.
Pak Gibran kembali teringat akan sikap Suci saat bertemu dengannya di luar ruangan bu Weni. Dan saat itulah Suci mendengar semuanya, sejak itu pula Suci menyelidiki gerak gerik pak Gibran setiap kali bertemu dengan bu Weni.
"Jadi kau mau mengancam bapak?" tanya pak Gibran sedikit kikuk. Karena dia merasa kali ini benar-benar terancam akan tuturan Suci padanya yang sudah mengetahui tentangnya dan bu Weni.