Beberapa saat kemudian, Khanza tersadar dan perlahan membuka kedua matanya. Pandangannya masih sedikit menyipit dan melihat sekeliling ruangan. Hingga pandangannya saat ini berhenti pada sosok Adji, sontak saja Adji menyambutnya dengan cemas dan penuh kekhawatiran.
"Kau… Bagaimana kau saat ini?" tanya Adji dengan wajah tegang.
Khanza terlihat menarik napas dalam lalu memalingkan pandangan matanya dari pandangan Adji.
"Apa yang kamu lakukan sampai kau seperti ini? Apa kau kembali menjadikan mie instan jadi makanan favoritmu? Apa begitu caramu membenciku lalu kau menyakiti dirimu sendiri begitu?" ujar Adji kembali dengan nada bicaranya yang tegas.
Khanza mengacuhkan ucapan Adji lalu dia hendak beranjak bangun dari posisi tidurnya, namun lagi-lagi dia meringis menahan sakit di bagian perutnya. Tubuhnya sangat terasa lemah kali ini, membuat Adji beranjak berdiri dan langsung memapah tubuhnya untuk kembali berbaring di atas ranjang.
"Kau sunguh keras kepala!" ujar Adji menegurnya.