章 175: Mengantar Ke Bandung

Pukul satu pagi dini hari, Karmila terbangun karena mendengar suara deru mesin mobil yang amat ia kenal memasuki halaman rumahnya.

Wanita tambun yang kedua pelipisnya tertempel koyo itu bangkit dari kasurnya dan mengoyang-goyangkan tubuh suaminya untuk membangunkannya.

"Pah, bangun," katanya sambil beralih menepuk pipi suaminya.

"Aya naon, Mah? Papah ngantuk pisan," sahutnya dengan mata mengantuk setengah terbuka.

"Kayaknya Artha pulang, Pah," ujar Karmila memberi tahu. "Mamah dengar suara mobilnya."

"Ya udah bukain pintunya," sahut suaminya sambil mengubah posisi tidurnya menjadi membelakangi istrinya dan kembali tidur.

"Kumaha atuh si Papah! Disuruh buka pintu, malah tidur lagi," Mamah menggerutu sambil menabok bokong suaminya yang tampak tak terpengaruh sedikit pun.

Karmila bergegas menuju pintu depan rumahnya untuk memastikan dugaannya.

Begitu ia membuka pintunya, Karmila terkejut bukan main. Ternyata bukan hanya Artha yang pulang, tetapi juga Bima.