08 | M E M B U R U
V I N C E N T
( P A R T 2 )
***
Clanggg !!!
Kuku-kuku panjang dari dua vampir tingkat atas yang terus menyerang Alexis membuat gadis itu tak bisa keluar dari posisi bertahannya.
Selama beberapa menit pertempuran berlangsung, yang bisa Alexis lakukan hanyalah menangkis serangan demi serangan yang kedua vampir tingkat atas itu lancarkan.
Serangan bertubi-tubi itu bahkan seakan tak memberi kesempatan untuk Alexis menyerang balik sama sekali.
Pertarungan mereka terlihat seimbang. Namun, tak lama lagi hingga gadis itu kehabisan tenaga. Tentu saja. Seorang manusia yang bertarung melawan dua vampir tingkat atas sekaligus. Sekuat apapun gadis itu, tetap saja tidak akan bisa terus menerus mengimbangi pertarungan yang semakin lama semakin berat sebelah itu.
Srakkkk ...
Pakaian yang dikenakan Alexis robek saat ia lengah pada serangan terakhir. Darah mengalir keluar dari luka sobek itu. Darah manusia memang selalu membuat vampire semakin bersemangat. Tentu saja, setelah mencium bau darah dari luka Alexis, kedua vampire tingkat atas itu meningkatkan intensitas serangan mereka.
Di sisi lain, Reinhard juga belum menunjukkan kemajuan. Padahal ia hanya menghadapi satu vampire tingkat atas, tak seperti Alexis yang menghadapi dua vampire tingkat atas sekaligus. Namun, sepertinya kekuatan mereka memang tak bisa dipandang sebelah mata.
Reinhard menunduk menghindari serangan kuku tajam dari vampire tingkat atas yang ia lawan. Mencoba menyerang balik dengan mengayunkan salah satu belati yang ia pegang di tangan kanan.
Clanggg ...
Vampire itu menangkisnya. Reinhard berputar dan mencoba menyerangnya lagi. Dan hal yang sama terus terjadi. Semua serangan yang berusaha Reinhard lancarkan selalu saja berhasil ditangkis oleh vampire tingkat atas yang menjadi lawannya itu.
Sesekali ia melihat ke bawah bukit tempat ia berada. Di sana, ia bisa melihat Alexis semakin terpojok.
"Sialan. Aku tidak bisa berlama-lama di sini terus."
Duakk ...
Reinhard mendaratkan tendangan yang bisa ditangkis oleh vampire itu. Walau serangannya dapat ditangkit, namun tujuan sebenarnya dari tendangan itu bukan untuk menyerang lawannya, melainkan untuk memberikan jarak antara mereka berdua.
Ya. Reinhard sedang berusaha memberikan waktu untuk dirinya sendiri.
Setelah berhasil memperbesar jarak antara dirinya dengan si vampire tingkat atas yang menjadi lawannya itu, Reinhard melemparkan satu belatinya. Sesuai dugaan, belati itu berhasil ditangkis. Dan karena tinggal satu tangannya yang memegang belati, satu tangannya yang bebas merogoh ke dalam kantung yang berada di bagian dalam jubahnya.
Reinhard mengeluarkan sekotak permen.
Mungkin hanya bungkusnya yang terlihat seperti sekotak permen biasa. Namun, kenyataannya, itu bukanlah permen, melainkan pil yang diberikan oleh Daniel untuk digunakan dalam kondisi kritis.
Pil yang terbuat dari hasil vermentasi sebuah virus berbahaya bercampur dengan berbagai macam bahan kimia. Memakan satu pil itu bisa meningkatkan kekuatan tubuh hingga dua kali lipat. Namun efeknya hanya bertahan selama sepuluh menit.
Memakannya dua buah bisa meningkatkan kekuatan hingga empat kali lipat. Begitu juga kelipatannya, memakan tiga buah bisa meningkatkan kekuatan tubuh hingga delapan kali lipat.
Satu pil untuk dua kali lipat kekuatan tubuh.
Dua pil untuk empat kali lipat.
Dan tiga pil untuk delapan kali lipat.
Namun, Daniel tidak pernah mengizinkan Reinhard maupun Alexis memakan lebih dari dua pil, karena efek samping dari pil itu sudah sangat mengerikan. Kau akan merasakan jantungmu seperti ditusuk oleh ribuan pisau tajam selama tiga puluh menit penuh. Dan rasa sakitnya akan terus terbayang hingga tiga hari kedepan meskipun kau berusaha melupakannya.
Dua buah adalah batas maksimal yang Daniel perkirakan sanggup untuk ditahan oleh tubuh Reinhard dan Alexis berkat pelatihan yang selama ini mereka terima dari Daniel sendiri.
Sedangkan lebih dari itu, maka Daniel tak bisa menjamin keselamatan mereka.
Reinhard memakan satu pil dengan cepat. Efeknya langsung terasa begitu pil itu melewati tenggorokannya. Bahkan vampire tingkat atas yang menjadi lawannya pun ikut merasakan aura yang berbeda dari Reinhard.
"Obat apa yang kau makan itu?" tanya si vampire.
Bukan sebuah jawaban yang didapat, melainkan sebuah terjangan belati dari Reinhard yang ia dapat.
Vampire tingkat atas itu membulatkan matanya dengan sempurna. Kecepatan dan kekuatan Reinhard benar-benar meningkat drastis.
Sambil terus berusaha menangkis serangan demi serangan yang dilesatkan oleh Reinhard, vampire tingkat atas yang menjadi lawan bertarungnya selama beberapa menit belakangan itu tersenyum sangat lebar. "Sepertinya obat itu bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh."
Srrraaakkkk ...
Reinhard berhasil memutuskan tangan kanan si vampire. Bagian tubuh yang terlepas dari tubuh vampire itu langsung terbakar dan berubah menjadi abu, sedangkan luka di bahu kanan vampire itu berasap, seakan terus terbakar oleh api yang tidak akan bisa padam.
"Hahahahahaha ... Kau adalah lawan yang sangat menarik!"
Vampire itupun menggeram. Tubuhnya semakin membesar setiap detik. Kedua matanya berubah menjadi warna hitam, dan bulu-bulu hitam tumbuh di sekitar tubuhnya yang terus membengkak itu.
Setelah beberapa saat, vampire tingkat atas itu berhenti menggeram. Dan perubahan yang dilihat oleh Reinhard membuatnya benar-benar tercengang.
"Werewolf? Bagaimana bisa?!" pekik Reinhard tak percaya dengan apa yang sedang ia lihat.
"Hahahaha. Benar, aku bisa berubah menjadi werewolf. Ini adalah berkat dari tuanku, Vincent Von Dutch. Beliau menganugerahkan kekuatan ini pada kami bertiga!"
"Apa maksudmu?!"
Vampire tingkat atas yang sudah berubah menjadi sebentuk serigala berbulu hitam itu menerjang ke arah Reinhard. Taringnya berhasil ditahan oleh belati milik Reinhard, namun serangan taring itu membuat retakan kecil pada belati milik Reinhard yang merupakan senjata mistis; senjata yang dikhususkan untuk membunuh vampire berkat kutukan yang berada di dalamnya.
"Tuan Vincent yang agung menangkap seorang werewolf dan membiarkan kami bertiga menghisap darahnya. Akibatnya, kami bissa mendapatkan kekuatan yang sangat luar biasa seperti ini."
Sraaaakkkk ...
Tak hanya menyerang dengan taring, tapi juga cakar. Dan vampire kelas atas yang sudah berubah menjadi sebentuk werewolf itu berhasil merobek perut bagian kiri Reinhard.
"Jangan bercanda! Tidak mungkin makhluk menjijikan seperti kalian bisa menyerap kekuatan werewolf hanya dengan menghisap darahnya saja!"
"Hahahaha, mungkin kau benar ... " ucap vampire itu. "Berhubung hari ini adalah hari terakhir kau hidup sebelum kuhancurkan kau berkeping-keping, aku akan memberitahumu rahasianya. Werewolf yang kami hisap darahnya adalah jenis yang spesial. Dengan kata lain, dia bukan sepenuhnya werewolf. Dia adalah anak hasil perkawinan antara werewolf dan manusia. Tuan Vincent mengubahnya menjadi vampire, dan pada saat terakhir tepat sebelum anak itu berubah seutuhnya, kami menghisap darahnya sampai kering."
"Omong kosong macam apa itu?!" teriak Reinhard yang mencoba menyerang vampire tingkat atas yang berubah menjadi werewolf itu.
"Terserah kau ingin percaya atau tidak. Tapi, aku juga harus berterimakasih pada kalian yang menyerang kami di saat bulan purnama seperti ini. Karena hanya pada saat bulan purnama penuh lah kami bisa berubah. Kalau bukan karena kecerobohan kalian, mungkin kami akan mati di bawah senjata mistis kalian. Hahahahaha, walau bagaimanapun, kalian tetaplah manusia-manusia bodoh!"
Reinhard terdiam.
Jadwal perburuan seluruhnya direncanakan oleh Daniel. Apakah Daniel mengkhianati mereka?
Tidak.
Tidak mungkin Daniel akan melakukan hal itu.
Tapi, di saat-saat kritis seperti ini, ke mana perginya Daniel?
Apakah benar dia benar-benar berkhianat?
"Sekarang, aku akan merobek seluruh dagingmu dan akan ku--"
Jlebbb ...
Sebuah mata pedang menembus dada vampire tingkat atas yang berubah menjadi werewolf itu dari belakang. Mata pedang itu bergerak ke atas sehingga membelah kepala vampire itu menjadi dua bagian.
Vampire itupun terbakar habis menjadi abu.
Setelah asap menghilang, wajah lelaki yang selama ini diharapkan oleh Reinhard pun muncul.
Itu adalah Daniel.
Daniel yang membunuh vampire tingkat atas yang telah berubah menjadi werewolf itu dengan 'pedang-sekali-tebas' yang ia genggam.
Reinhard berjalan mendekati Daniel dan langsung mencengkram pakaian Daniel. Matanya menunjukkan kemarahan pada Daniel. "Apa kau tahu bahwa vampire menjijikan itu bisa berubah menjadi werewolf dan kekuatan mereka memuncak pada bulan purnama seperti sekarang? Apa yang merencanakan semua ini?! Apa kau berusaha mengkhianati kami pada akhirnya?!"
"Ya. Aku sengaja memilih saat ini karena aku menyadari apa yang dilakukan Vincent. Tapi hal itu masih terlalu ambigu. Dan karena mulut vampire itu terlalu banyak berbicara, akhirnya semuanya menjadi jelas."
Jadi Daniel tidak mengkhianati Reinhard maupun Alexis.
Ia hanya berusaha mencari informasi tentang keanehan yang dibuat oleh Vincent.
Namun kenyataan itu tetap saja tak bisa meredakan amarah Reinhard.
"Apa kau sadar, karena rencanamu ini, aku dan Alexis berada dalam bahaya? Aku bahkan sampai memakan satu pil sialanmu itu!"
Daniel melepaskan cengkraman Reinhard pada pakaiannya. "Tenanglah. Aku sudah memperkirakannya. Lagi pula kau akan baik-baik saja, aku tahu tubuhmu sudah cukup kuat untuk mengatasi efek samping dari pil itu. Lagi pula, kau hanya memakan satu, dan Alexis belum memakannya sama sekali. Karena aku sudah mendapat informasi yang kubutuhkan, tidak ada gunanya lagi menahan diri."
Daniel menaruh satu tangan di bahu Reinhard. "Istirahatlah. Setelah aku menyelamatkan Alexis, kalian berdua tunggu aku di mobil. Mulai dari sini, aku yang akan mengurus sisanya. Kau sudah berjuang keras."
Reinhard mengepalkan kedua tangannya. Ia masih kesal pada Daniel yang menggunakan mereka sebagai umpan.
Namun rasa kesalnya lebih besar karena Alexis sudah terluka akibat hal itu.
Entahlah. Reinhard sendiri tak mengerti kenapa ia merasa kesal demi Alexis.
Reinhard hanya tak suka melihat Alexis terluka.
Daniel pun melompat dari puncak tebing tinggi itu dan melesat menuju tempat di mana Alexis berada, meninggalkan Reinhard dalam kekesalannya.
Perburuan Vincent Von Dutch, salah satu vampire kelas bangsawan yang setingkat dengan Daniel pun berlanjut.