"Aku sudah memesan makan malam untukmu," ucapku sebelum meletakkan gagang telepon kamar hotelku lalu berbalik ke arahnya lagi.
Rosie duduk di sofa yang berada di depan jendela besar yang menghadap ke pemandangan malam kota New York, tapi pemandangan itu masih kalah dibandingkan dengan apa yang kulihat saat ini.
Kepalanya disandarkan di sandaran sofa sementara pandangannya tertuju padaku sejak tadi. Cahaya bulan dari luar membanjiri sekitarnya, membuatnya terlihat seperti malaikat pencabut nyawa yang sedang menungguku.
Membawanya ke Astoria Waldorf sebenarnya cukup berisiko karena Alisy dan Luke juga tinggal di tempat ini.
"Kau tidak minum?" tanya Rosie tiba-tiba.
"Aku bisa minum nanti," balasku sambil membuka jas navy yang kukenakan lalu menyampirkannya ke meja sambil lalu.
Rosie mendongak saat aku berdiri di sebelah sofa yang didudukinya. Gelungan rambutnya yang sebelumnya terlihat rapi kini hampir lepas dari ikatannya. "Apa kau mau darahku?"