"Alice, aku harus ikut bersamamu," desakku saat Ia bersiap pergi ke kastil Mikhailovsky lagi keesokan malamnya.
Ia memandangku dengan ekspresi gelinya sambil menyampirkan sabuk katananya di pundaknya. "Alexei akan merasa curiga jika kau ikut denganku, Rosie. Berapa kali aku sudah mengatakannya padamu?"
Aku mengerang frustrasi. "Apa kau tidak mendengar ceritaku semalam? Aku hampir saja membongkar semuanya karena tidak sengaja menyebutka nama Grisha. Alice, saat ini Alexei sedang mengetesku, aku tidak tahu berapa lama aku bisa bertahan jika Ia terus-terusan melemparkan pertanyaan menjebak seperti semalam..."
Alice memasang wajah cemberutnya sambil memikirkan permintaanku.
"Kumohon, Alice..." desakku lagi.
"Baiklah," balasnya menyerah. "Tapi kau harus selalu ada di sisiku. Kastil Mikhailovsky berbeda dengan tempat ini, Rosie. Dan sejujurnya banyak dari keluarga bangsawan yang masih tidak menyukaimu, apalagi setelah kejadian di Manhattan kemarin."