Hari ini aku dan Jino pergi kesuatu tempat untuk mengecoh orang misterius itu, aku menyuruh Steve dan Youngboun mengajak pergi Clarissa kearah yang berlawanan. Aku, Jino, Steve dan Youngboun sengaja memakai penampilan yang sama agar pria misterius itu bingung. Sementara Lavender dan Ivy berpakaian sama dengan Clarissa, Ivy bersama Bimo di rumah dan Lavender ketempat lain dengan Lucas. Aku tidak akan menjebak pria itu sekarang aku hanya ingin tahu sebenarnya siapa yang ia incar aku atau Clarissa.
Kami sudah memakai earcall masing-masing dan melengkapi diri dengan jam tangan yang sebenarnya adalah kamera, pemantauanku akan berlangsung satu hari penuh. Jangan sampai Jiwa psikopatku kembali keluar seperti waktu itu, aku dan Jino memilih untuk pergi ke tempat umum yang ramai. Clarissa, Steve memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kota, Lavender dan Lucas ke café dekat taman kota.
' Kalian mendengarku?' ujarku menguji keaktifan earcall kami
' ya tentu'
' Pastikan saat kalian melihat target bersikap biasa saja, target akan tahu jika kita bersikap waspada'
' baik Jeon'
' Steve dan Youngboun jaga Clarissa pastikan ia aman, yang bersama dengan para wanita juga jaga mereka'
' Jeon sepertinya aku sudah melihat target' ujar Steve
Dan dugaanku benar, pria itu mengincar Clarissa pantas saja hanya Clarissa yang merasa sangat familiar dengan pria itu.
" Jino, target pria itu adalah Clarissa"
" Sudah kuduga, sekarang kita lanjutkan dulu penyamaran kita besok baru kita mulai pengintaian pria itu, jika kita langsung membuka penyamaran bisa jadi kita yang akan dijebak oleh pria itu"
" Entah mengapa aku merasa sangat bodoh saat bersamamu Jino"
" Itu karena IQ mu rendah"
" Dan sekarang kau mengejekku, bagus sekali… "
" Ingat perlakukanlah musuh sebagai teman, saat sudah dekat bekuk dan hancurkan dia"
" Baiklah kakakku yang pintar"
" Kepintaranku lah yang membuatku bisa menjadi agen CIA, bukan dirimu yang putus asa lalu berubah"
" Dia mulai lagi"
" Hahahahahaha… Kau akan selalu kalah denganku Jeon"
" Kiu ikin silili kilih dinginku jiin"
Sudahlah aku malas beradu argument dengan kakakku yang sok pintar ini. Selalu saja diakhir argument aku yang akan ia pojokkan beruntung jika ia sedang waras ia hanya merendahkanku, jika ia sedang menggila Ia akan menyalahkanku dan menyuruhku untuk mati. Dasar kakak yang tidak waras.
...…..
Pria misterius itu mulai muncul lagi, sebenarnya aku merasa takut tapi, aku harus bersikap biasa saja jika tidak rencana Jeon akan berantakan lagipula ada Steve dan Youngboun bersamaku aku tidak perlu takut.
From : Unknown Number
Kau takut padaku?
Nomor ini? Nomor yang sama saat aku mendapat pesan dir rumah sakit. Aku memberi isyarat pada Steve untuk melihat pesan di ponselku, ia hanya mengangguk. Tidak tepat jika ia merespon apa yang kudapat sekarang.
' kusarankan salah satu dari kalian beradegan mesra' suara Lucas terdengar
' Steve dan Youngboun lakukan itu, agar pria itu yakin bahwa salah satu dari kalian adalah diriku' Jeon menyetujui usul Lucas
Apa dia sudah hilang akal? Beradegan mesra di perpustakaan? Aku yakin Jeon dan Lucas sudah tidak waras. Bagaimana bisa kami melakukan itu. Berciuman? Bukankah nanti kami akan di tending keluar dari perpustakaan dan malah menimbulkan masalah. Oh shit! Usul macam apa itu!!!
Steve mendorongku hingga badanku membentur dinding, ia mengunci diriku dengan kedua tangannya. Oh tuhan!! Apakah aku harus melakukan ini?? Aku segera menutup mataku.
" Tenang Clarissa, aku tidak akan menciummu, aku hanya akan berpura-pura untuk mengecoh pria itu" Bisik Steve
Ahhhh…. Syukurlah Steve tidak menganggap saran itu harus benar-benar dilakukan, seteah itu kami kembali membaca buku yang kami ambil dari rak dan tidak lama pria itu pergi meninggalkan kami.
...…
Sesampainya di rumah aku segera memberitahu Jeon akan pesan yang ku dapat dari nomor misterius itu. Seisi rumah spontan kaget karena hanya aku yang diteror, Bimo segera memantau CCTV rumah jika ada yang mengintai rumah kami.
" Shit! Beraninya pria itu mengirimkan pesan ini pada Clarissa" umpat Jeon
" Jeon, control emosimu! Emosimu tidak akan menyelesaikan masalah dna kau tahu itu"
" Maafkan aku Clarissa, aku hanya tidak terima pria itu mengirimkan pesan terror seperti ini padamu, kenapa tidak aku saja yang ia terror"
" Ada dua kemungkinan dalam kasus ini, pertama, ia memang menyimpan dendam pada Clarissa atau kedua pria itu sengaja meneror Clarissa dan di saat kau lengah, ia akan menyerangmu Jeon" Sela Jino
" Entah mengapa, aku merasa bahwa itu adalah anak buah Rex" tambah Bimo
" Tapi, Bimo semua anak buah Rex sudah aku dan Jino tangkap dan mereka dikurung seumur hidup, pihak CIA dan kepolisian juga menjaga mereka dengan sangat ketat" elakku
" Logikanya begini Jeon, jika kemungkinan pertama yang kita ambil akan ada banyak factor yang menghalangi kemungkinan pertama terjadi, karena Clarissa bukanlah warga Negara ini dan juga ia tidak akan membuat masalah dengan orang lain. Dan jika kita mengambil kemungkinan kedua ada beberapa factor pendukung, anak buah Rex mungkin sudah kau tangkap tapi, mungkin salah satunya melarikan diri saat ia sudah lepas dari pengawasan mu dan Jino dan lagi taktik itulah yang dipakai Rex saat menjebakmu. Lebih baik kita meyakini kemungkinan kedua, kita ambil langkah antisipasi yang lebih besar" jelas Lucas dengan sangat rinci
" Woahhh…. Daebak Lucas!! Aku tidak tahu kau begitu pintar!" ujar Youngboun
" Kau saja yang terlau bodoh!" balas Lucas
" Lucas benar Jeon, kita sebaiknya mengambil langkah antisipasi yang lebih besar dalam hal ini, kita tidak bisa menyepelekan masalah ini walaupun akhirnya pria itu hanyalah stalkr atau bahkan penggemar Clarissa" tambah Steve
" Baiklah, aku akan merencanakan hal ini kembali dengan Jino. Kalian beristirahatlah, terimakasih telah membantuku hari ini" ujar Jeon
" Jeon!! Aku menemukan kejanggalan!" teriak Bimo dari ruangannya
Kami semua pun langsung menuju ruangannya untuk melihat apa yang Bimo temukan sebagai petunjuk kejanggalan yang terjadi.
" Apa yang kau temukan?" tanya Jino
" Lihat ini, 2 minggu yang lalu ia muncul di belakang rumah kita. Namun, setelah itu ia tidak pernah terlihat lagi. Apa mungkin ia menghindari cctv?" jawab Bimo
" Tebakan yang bagus Bimo! 2 kemungkinan lagi, pertama ia memang kesana pada hari itu saja atau kemungkinan kedua ia sengaja menghindari cctv dalam aksinya" Jelas Lucas