Adel memarkir mobilnya dengan kasar. Dia tidak peduli lagi dengan apa yang sedang dilihat oleh orang-orang yang menjadi pelayan di istana utama.
Adel menghembuskan nafas kesal. Berkali-kali Adel mencoba menetralisir semua yang sedang dia rasakan agar kedua mertuanya tidak tahu kalau dia sedang marah.
"Astaghfirullah, tanganku bergetar." Ucap Adel sambil melihat tangannya yang terus bergetar.
Kekesalannya benar-benar besar, sejak tadi dia berusaha untuk diam tetapi Yusuf semakin menjadi. Adel merasa malu dengan orang-orang yang tadi melihat pertengkaran diantara mereka.
"Bissmillah, semoga tidak ada yang curiga kalau aku sedang marah." Ucap Adel sambil membuka pintu mobilnya dan keluar.
Adel berkali-kali menggerakkan wajahnya agar tidak terlihat tegang. "Semangat Adel!"
Adel mulai berjalan masuk ke dalam istana, menjawab setiap sapaan para pelayan seperti yang biasa dia lakukan setiap harinya.