"Anak itu benar-benar Penyihir Agung?!"
Wanita dengan mulut robek itu bertanya dengan suara melengking nyaring, membuat burung-burung gagak yang bertengger di atas tiang dan atap beterbangan menembus kabut.
"Roel!" teriak wanita gemuk, wajahnya merah padam.
Roel mundur dengan tongkat kayunya, ia hampir terjungkal saking gugupnya mendengar teriakan wanita itu, kedua kakinya gemetar hebat.
"Aku tidak salah!" Roel balas berteriak. "Aku sudah bilang tapi kalian tidak percaya! Sekarang setelah dia kabur, kalian ingin menyalahkanku?!"
Padahal tadi ia sudah mati-matian memberitahu tentang Penyihir Agung dan mereka tidak percaya pada perkataannya, ia justru dicemooh. Sekarang setelah semua terungkap, ia malah disalahkan lagi?
Mereka gila!
Roel ingin mengumpat lebih banyak, tapi sayang tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya, ia hanya memegang tongkatnya erat-erat.