"Alodie." Alva mengucapkan nama itu dengan dingin. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, dan itu terlihat semakin berwibawa sekali. Alodie bahkan tak sanggup untuk tak melirik maha karya Tuhan yang begitu mengagumkan tersebut. Sungguh luar biasa. Jika biasanya dia akan menjadi seseorang yang menatap Alva dari kejauhan, tapi sekarang dia justru bisa berhadapan langsung kepada lelaki itu. Entah ini dinamakan keberuntungan atau kesialan. Kalau memang ini adalah kesialan, maka Alodie yakin ini adalah sebuah kesialan yang menyenangkan.
Gadis itu terlihat melamun dan sibuk sendiri dengan pikirannya. Sedangkan Alva hanya menatap tanpa mengatakan apapun. Keduanya sama-sama diam hanya saja jelas mereka memikirkan hal yang berbeda. Alva sebenarnya ingin sekali menanyakan tentang masalah ini kepada gadis itu, tapi memilih bungkam dan tak melanjutkan. Alodie sepertinya tak akan bisa diajaknya berkompromi dan itu akan membuang waktunya.